kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Revisi Permen ESDM PLTS Atap Bisa Menggairahkan Bisnis Pembangkit Surya Tahun Ini


Minggu, 11 Februari 2024 / 19:43 WIB
Revisi Permen ESDM PLTS Atap Bisa Menggairahkan Bisnis Pembangkit Surya Tahun Ini
ILUSTRASI. Pasar PLTS Atap akan semakin bergairah di tahun ini setelah dirilisnya revisi Peraturan Menteri ESDM No No 26 Tahun 2021.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen solar panel, PT Solar Karya Indonesia menilai pasar pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap akan semakin bergairah di tahun ini setelah dirilisnya revisi Peraturan Menteri (Permen) ESDM No No 26 Tahun 2021. 

CEO Solar Karya Indonesia Christopher Liawan mengatakan, di negara maju skema terbaik untuk PLTS Atap adalah dibukanya keran ekspor impor listrik. Sehingga kelebihan listrik yang diproduksi pada siang hari dan tidak terpakai dapat digunakan untuk malam hari. 

“Namun sehubungan dengan adanya Revisi Permen ESDM PLTS Atap yang meniadakan ekspor impor listrik, kebijakan ini jauh lebih baik dibandingkan adanya pembatasan pemasangan PLTS Atap hanya 15% dari kapasitas listrik terpasang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2). 

Kapasitas PLTS dibatasi 10%-15% tahun lalu. Langkah ini sangat menyurutkan minat konsumen dari sektor residensial. 

Baca Juga: Ini Alasan Revisi Permen ESDM PLTS Atap Perlu Dikaji Lagi Setelah 2025

Maka itu lewat aturan baru, pihaknya dapat memaksimalkan intalasi PLTS Atap sesuai dengan kebutuhan konsumen di siang hari. Diharapkan Revisi Permen PLTS Atap menjadi satu dorongan untuk perkembangan industri energi surya di Indonesia. 

Seiring dengan itu, Solar Karya Indonesia melihat pertumbuhan PLTS akan semakin pesat di tahun ini. Buktinya sampai dengan Februari ini, pihaknya sudah memulai instalasi PLTS atap di pabrik besi di Cilegon dan pemasangan di kantor pemerintahan. 

Prospek pasar PLTS di luar negeri juga tidak kalah menarik. Christopher mengungkapkan di 2023, Solar Karya Indonesia mencetak penjualan Rp 44 miliar di mana mayoritas produksinya dijual ke Amerika Serikat. 

“Di tahun ini kami yakin penjualan bisa naik hingga 120% YoY menjadi Rp 100 miliar,” ujarnya. 

Tumbuhmya penjualan ke luar negeri tersebut didukung fasilitas Kebebasan Ekspor Terhadap Impor (KITE) dari bea cukai Bandung. Solar Karya Indonesia mendapat pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bea Masuk, sehingga harga jual solar panel ke pasaran ekspor lebih kompetitif di pasar global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×