kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Revisi Target Jadi Lebih Tinggi, Begini Rencana Bisnis MLIA pada Semester II-2022


Selasa, 09 Agustus 2022 / 16:12 WIB
Revisi Target Jadi Lebih Tinggi, Begini Rencana Bisnis MLIA pada Semester II-2022


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) melakukan revisi naik target bisnis tahun ini seiring dengan realisasi kinerja yang memuaskan di sepanjang semester I-2022. MLIA merubah target menjadi sebesar Rp 5 triliun untuk penjualan dan laba bersih menjadi Rp 708 miliar, dari target semula yang masing-masing senilai Rp 4,8 triliun dan Rp 690 miliar. 

Sebagai gambaran, hingga Juni 2022, angka penjualan Mulia Industrindo tercatat mencapai Rp 2,52 triliun, jumlah ini tumbuh 23,71% year on year dari periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dirinci, penjualan bersih MLIA terdiri dari penjualan pihak berelasi sebesar Rp 12,25 miliar dan penjualan pihak ketiga Rp 2,60 triliun.

Penjualan pihak berelasi seluruhnya berasal dari penjualan ekspor. Sedangkan penjualan pihak ketiga, meliputi penjualan lokal yang mencapai Rp 1,88 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp 723,52 miliar.

Baca Juga: Laba Bersih Mulia Industrindo (MLIA) Melejit 100,7% di Semester I-2022

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Mulia Industrindo Tbk Henry Bun mengungkapkan, yang menjadi faktor pendorong kinerja perseroan selama semester I-2022 adalah kenaikan volume penjualan di divisi botol pengemasan sebesar 15% dan kaca pengaman otomotif (safety glass) sekitar 14%. 

"Sedangkan secara nilai penjualan dalam rupiah terjadi kenaikan sebesar 31% untuk kaca lembaran apabila dibandingkan dengan periode yg sama tahun lalu. Untuk botol kemasan terjadi kenaikan 20%, untuk glassblock terjadi penurunan sebesar 8%, dan untuk safety glass terjadi kenaikan sebesar 28%," kata Henry, ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/8). 

Dia melanjutkan, untuk memaksimalkan kinerja di sisa tahun ini MLIA akan terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar ekspor maupun domestik yang telah diraih. Sejalan dengan itu, peningkatan portofolio produk juga tetap terus dilakukan. 

Meski punya potensi bisnis yang menggembirakan sampai akhir tahun nanti, laju bisnis MLIA saat ini masih dihantui oleh lonjakan harga bahan baku impor sebagai dampak dari kondisi global yang terjadi belakangan ini.

Henry bilang, persentase penggunaan bahan baku impor mencapai 26% dari total keseluruhan biaya produksi. Adapun, untuk menyiasati lonjakan ini MLIA melakukan penyesuaian harga jual secara bertahap dan mencari portofolio produk yang bisa memberikan margin yang lebih baik. 

 

"Selama semester I-2022 sudah melakukan peningkatan harga jual untuk beberapa jenis produk. Kenaikannya berkisar sekitar 5% hingga 35%  sesuai dengan jenis produk yang ada," jelas Henry. 

Terkait serapan belanja modal atau capital expenditure (Capex) 2022, Henry menyebut penggunaannya belum terlalu signifikan selama semester pertama ini. Namun memang akan terlihat peningkatannya di periode semester kedua.

Sebagai informasi, MLIA menganggarkan capex Rp 300 miliar di tahun ini, yang sebagian besarnya digunakan untuk overhaul mesin-mesin produksi botol dan glassblock

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×