kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.224   56,00   0,34%
  • IDX 7.217   -15,85   -0,22%
  • KOMPAS100 1.067   2,16   0,20%
  • LQ45 843   -0,28   -0,03%
  • ISSI 215   0,85   0,40%
  • IDX30 434   -0,30   -0,07%
  • IDXHIDIV20 518   0,28   0,05%
  • IDX80 122   0,16   0,13%
  • IDXV30 124   0,13   0,10%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Rezeki Hotel Bujet, Dapat Limpahan Hotel Berbintang


Kamis, 12 Februari 2009 / 10:23 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Krisis keuangan ternyata juga berpengaruh ke tingkat hunian atau okupansi hotel. Dampaknya, hotel kelas atas terpaksa mengalami penurunan pengunjung. Namun, kondisi berbeda dialami hotel bujet yang menawarkan tarif lebih murah. Pengunjungnya cenderung meningkat.

Indikasinya, tingkat hunian atau okupansi penginapan kelas mulai tergerus.

Retno N. Priambodo, Senior Manajer Komunikasi dan Hubungan Publik PT Bali Nirwana Resort mengakui adanya penurunan tersebut. "Tapi, saya tidak yakin jika kondisi ini berkaitan dengan dampak krisis global," ujarnya.

Penurunan tingkat hunian juga dialami hotel kelas atas di Bandung. "Jika akhir pekan okupansi kami sekitar 70% sampai 90%, sekarang berkurang menjadi 50% sampai 60%," ujar Eddy Soenarno, Manajer Komunikasi Pemasaran Sheraton Bandung Hotel & Towers.

Memilih hotel bujet

Melihat fenomena ini, Djodi Trisusanto, Vice President Corporate Advisory Jones Lang LaSalle Indonesia pun berpendapat, "Saya melihat ada indikasi peralihan pengunjung hotel kelas atas ke hotel bujet akibat krisis," ujarnya, Rabu (11/2).

Memang, sudah ada hotel bujet yang tingkat huniannya mulia beringsut naik. Ambil satu contoh Hotel Amaris di Jakarta.

Menurut Donny Tisnantoro, Direktur Pemasaran Korporasi Santika Hotel yang membawahi hotel Amaris, tingkat okupansi Hotel Amaris menunjukkan peningkatan dari 90% menjadi 92%. "Saya pikir, tingkat okupansi kami relatif stabil," ucap Donny merendah.

Menurut Donny, bisa jadi, orang kini memilih hotel bujet lantaran mereka ingin berhemat. Pengunjung memilih hotel bujet yang tarifnya lebih murah, namun tetap memberikan pelayanan bagus.

Namun Deputi Manajer Umum Hotel Formule 1 Anton Gunawan mengaku belum melihat dampak kenaikan pengunjung sebagai akibat peralihan pengunjung dari hotel kelas atas ke hotel bujet. "Saya melihat, jumlah pengunjung masih stabil. Tahun lalu, tingkat okupansi rata-rata kami masih di atas 90%," ujarnya.

Menurut Anton, dirinya memang masih belum bisa menghitung tingkat okupansi hotel Formule 1 saat ini. Alasannya, Formule 1 Cikini baru resmi beroperasi November lalu, sementara saat ini, Formule 1 Menteng mengalami penambahan kamar.

Terlepas dari limpahan pengunjung hotel kelas atas, baik Donny maupun Anton sepakat ceruk pasar hotel bujet masih menarik. Sebagai bukti, Donny merujuk kepada rencana ekspansi Amaris yang bakal membuka enam hotel baru tahun ini. "Rencananya, dua di Jakarta, satu di Bandung, dan tiga lainnya di luar Jawa," bebernya.

Jika Santika gencar berekspansi, jaringan hotel bujet Formule 1 cenderung menahan diri. Menurut Anton, pihaknya lebih memilih menggarap yang sudah ada. "Inginnya tambah, tapi kita lihat kondisi dulu," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×