Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jelang pertemuan tingkat pemimpin APEC November 2014 mendatang, di Beijing, Tiongkok, Indonesia kini tengah merancang strategi guna menghadapi rencana penetapan tenggat waktu realisasi kawasan perdagangan bebas Asia Pasifik (Free Trade Area of the Asia Pacific/FTAAP) yang sedang dirumuskan forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC).
Pada pertemuan November tersebut, Tiongkok berencana mendorong kesepakatan atas pemberlakuan FTAAP pada 2025 dengan didahului feasibility study tahun 2015-2016. Pembentukan FTAAP telah menjadi cita-cita APEC sejak 2006 guna mengatasi dampak negatif meningkatnya Regional Trade Agreement (RTA) maupun Free Trade Agreement (FTA) di kawasan regional Asia Pasifik.
FTA/RTA merupakan salah satu preferensi negara-negara di dunia saat ini dalam hal pendekatan liberalisasi perdagangan kawasan. "Indonesia sangat berkepentingan untuk memberikan warna dan bentuk dari arsitektur FTAAP yang dibayangkan akan terbentuk nanti. Kami merancang strategi untuk menghadapi FTAAP agar sesuai dengan kepentingan Indonesia," kata Bachrul Chairi, Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI), dalam siaran persnya, Rabu (8/10).
Untuk mencari format terbaik FTAAP yang akan disuarakan Indonesia pada pertemuan APEC bulan November mendatang, Direktorat Jenderal KPI Kementerian Perdagangan berinisiatif mengadakan Focus Group Discussion (FGD), yang berlangsung Selasa (7/10) di kantor Kementerian Perdagangan. Hasil FGD ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan penetapan posisi Indonesia dalam pertemuan-pertemuan APEC saat membahas FTAAP.
"Pembentukan FTAAP merupakan alat untuk mencapai Regional Economic Integration (REI) Asia Pasifik yang mewujudkan kesejahteraan bersama. Bagi Indonesia, bila FTAAP akan dilaksanakan tahun 2025, jeda waktu ini diperlukan untuk melakukan langkah persiapan dalam beberapa tahun ke depan sehingga FTAAP sesuai dengan kepentingan nasional," ujarnya.
Dengan pertimbangan tersebut, Indonesia perlu menentukan posisi dan mendapatkan rekomendasi dari stakeholders yang meliputi seluruh lini dalam menghadapi FTAAP. Perlu dilihat bagaimana dampak serta peluangnya bagi perdagangan dan investasi Indonesia.
Bachrul menuturkan bahwa Tiongkok selaku tuan rumah APEC 2014 berencana menjadikan FTAAP sebagai salah satu deliverables utama APEC 2014 dengan pengesahan roadmap dan feasibility study. Berkaitan dengan hal ini, strategi Indonesia perlu lebih dimatangkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News