Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten baja, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) bakal mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 500 miliar untuk tahun 2025.
Dana tersebut akan difokuskan untuk pembangunan Unit 7 serta penguatan infrastruktur dan sistem operasional perusahaan, sebagai bagian dari strategi pertumbuhan jangka menengah.
Corporate Secretary & Investor Relations ISSP, Johannes Edward, menyampaikan bahwa pembangunan Unit 7 akan menjadi pendorong utama efisiensi produksi dan logistik perusahaan.
"Pembangunan fasilitas baru ini akan menambah kapasitas sekaligus meningkatkan efisiensi, terutama dalam sistem distribusi dan supply chain kami,” ujar Johannes kepada KONTAN, Jumat (27/4).
Baca Juga: Steel Pipe Industry (ISSP) Gelar Buyback Saham, Siapkan Dana Rp 25 Miliar
Sebagian dari capex juga akan dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur internal dan digitalisasi operasional, sejalan dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan produktivitas serta daya saing.
"Kami akan terus memperluas penerapan solusi digital dan otomatisasi di berbagai lini operasional," tambahnya.
Meski menghadapi tantangan global, ISSP tetap optimistis terhadap prospek industri baja nasional. Permintaan domestik dinilai masih solid, didorong oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah dan sektor swasta yang terus berjalan.
Hal ini menjadi fondasi bagi ISSP dalam menargetkan pertumbuhan single digit tinggi hingga dua digit awal pada tahun 2025.
ISSP juga mencermati tren global menuju teknologi produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti transisi ke Electric Arc Furnace (EAF) yang dilakukan oleh beberapa pemain baja dunia.
Baca Juga: Spindo (ISSP) Cetak Rekor Laba di 2024, Begini Target & Strateginya pada 2025
Menurut Johannes, meskipun tekanan langsung terhadap industri baja nasional belum terasa signifikan, perusahaan tetap membuka ruang untuk integrasi teknologi baru secara bertahap.
Dalam menghadapi tahun 2025, ISSP menyiapkan berbagai strategi, mulai dari efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas, memperkuat hubungan dengan pelanggan inti, hingga menjalankan manajemen risiko secara disiplin.
Perusahaan juga mewaspadai sejumlah sentimen negatif, seperti ketidakpastian perdagangan global, fluktuasi harga bahan baku, dan potensi gangguan dari produk lokal non-standar.
Baca Juga: Bidik Pertumbuhan High Single Digit di 2025, Begini Strategi Spindo (ISSP)
Selanjutnya: Bidik Pertumbuhan High Single Digit di 2025, Begini Strategi Spindo (ISSP)
Menarik Dibaca: Harga Redmi 10 Smartphone 1 Jutaan, Ini Spesifikasi yang Dibawa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News