kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset Kantar: Empat kunci pertumbuhan konsumsi produk di luar rumah


Selasa, 16 Januari 2018 / 12:40 WIB
Riset Kantar: Empat kunci pertumbuhan konsumsi produk di luar rumah


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan riset pasar, Kantar Worldpanel Indonesia merilis survei mengenai konsumsi di luar rumah (out of home). Dari temuan tersebut sebesar 61% pelanggan Indonesia berbelanja untuk konsumsi ketika di luar rumah. Sedangkan sebanyak 39% di antaranya membelanjakan untuk konsumsi dalam rumah (in home).

Andi Siswanto, Account Director Kantar Worldpanel Indonesia menyampaikan, setidaknya ada empat kunci pertumbuhan produk di luar rumah. Antara lain; ketersediaan barang, tipe/keanekaragaman produk, harga produk dan inovasi.

"Minimarket merupakan salah satu channel yang berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar secara keseluruhan," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (16/1).

Andi bilang, tidak ada kriteria khusus dimana pelanggan akan membeli kebutuhan tersebut. Minimarket bukan satu-satunya pilihan, sehingga kontribusi warung tradisional masih besar.

Dirinya mengatakan konsumsi luar rumah ini, khususnya di sektor FMCG bertumbuh sangat positif. Baik dari segmen umur dan sosial ekonomi semuanya mengalami pertumbuhan positif. 

Apalagi biasanya konsumsi luar rumah sudah jelas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan saat itu. Artinya bila lapar maka yang dibeli adalah produk makanan, sedangkan kalau haus akan membeli minuman. Sehingga tidak ada loyalitas terhadap produk atau channel penjualan tertentu.

Di samping itu, para pemain food moving consumer goods (FMCG) juga tidak boleh melupakan pasar tradisional yang kontribusinya mencapai 80% terhadap konsumsi di luar rumah. Perlu diingat, strategi untuk menawarkan keanekaragaman juga menjadi faktor penting.

Terkait dengan harga produk, setiap kelompok usia memiliki rentang pengeluaran belanja yang berbeda. Untuk usia pelajar, secara rerata akan menghabiskan sekitar Rp 4.000 sekali belanja sedangkan usia kerja menghabiskan Rp 6.000 sekali belanja.

"Konsumen yang lebih muda memiliki kecenderungan untuk membeli makanan, sedangkan orang dewasa lebih menyukai minuman," lanjutnya.

Selain itu inovasi juga menjadi salah satu kunci untuk pemasaran produk, tidak hanya berupa produk baru. Inovasi ini juga mengarahkan pada inovasi dalam hal komunikasi dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×