kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Royal Lestari Utama kerek volume produksi karet alam di atas 90% tahun ini


Kamis, 06 Februari 2020 / 15:22 WIB
Royal Lestari Utama kerek volume produksi karet alam di atas 90% tahun ini
ILUSTRASI. PT Royal Lestari Utama (RLU) bakal mengerek volume produksi karet alamnya tahun ini. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/ama/17


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Royal Lestari Utama (RLU) bakal mengerek volume produksi karet alamnya tahun ini. Sebab jumlah pohon karet di periode kali ini sudah mulai menuju masa panen atau penyadapan.

Sebagai perusahaan yang berdiri lewat usaha patungan antara Barito Pacific Group dengan Michelin, kebanyakan pohon karet RLU ditanam dimulai pada tahun 2014. Meizani Irmadhiany, Direktur RLU mengatakan masa panen pohon karet antara 6-7 tahun pasca penanaman.

Baca Juga: Dampak gugur daun pohon karet terhadap kinerja Bakrie Sumatera Plantations (UNSP)

"Karena itu tahun ini diproyeksikan volume produksi karet alam naik hingga 4.600 ton," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2). Ia mengatakan bahwa volume produksi mengalami kenaikan di atas 90%, dimana pada tahun kemarin produksi kurang dari 2.500 ton.

Dengan lahan penanaman pohon karet mencapai 20.000 hektar, jumlah tersebut terbilang kecil. Meizani menyebutkan potensi produksi dari lahan yang eksisting saat ini mencapai ratusan ribu ton, hanya saja memang memerlukan waktu lama untuk mencapai kapasitas ideal tersebut.

Sebagian besar produksi karet alam RLU yang berada di dua lokasi perkebunan yakni Jambi dan Kalimantan Timur untuk kebutuhan industri ban. Karet alam tersebut diolah oleh anak usaha RLU yakni PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC) yang memiliki pabrik karet remah (crumb rubber) sebagai bahan baku berbagai macam produk turunan dari karet.

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) fokus perkuat bisnis di sektor hulu pada tahun ini

Meizani mengatakan kapasitas produksi pabrik MKC di Kalimantan Timur tersebut mencapai 23.000 ton per tahun. Hasil produksi karet alam RLU sendiri belum mampu mencukupi kebutuhan bahan baku MKC, sehingga perusahaan mendorong kerjasama dengan para petani karet di area tersebut.

"Material yang kurang didapat lewat pembelian karet dari petani di sana," sebut Meizani. Adapun produk karet remah MKC hampir 90% menyasar pasar ekspor guna menyuplai kebutuhan produksi ban Michelin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×