Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Rumah Energi (Rumah Energi) menandai 13 tahun kiprahnya dalam pengembangan energi terbarukan dan pemberdayaan ekonomi komunitas.
Sejak berdiri, program yayasan ini telah menjangkau 142.560 penerima manfaat di berbagai daerah, memperkuat transisi menuju energi bersih sekaligus meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi pedesaan.
Baca Juga: KKP Kembangkan Sistem Ketelusuran dan Logistik Ikan Nasional Berstandar Global
Ekonomi Energi: Biogas Hemat LPG, Turunkan Emisi
Hingga Oktober 2025, Rumah Energi telah membangun 29.915 instalasi biogas di 21 provinsi, yang memberikan akses energi bersih kepada 119.660 rumah tangga.
Program ini mengurangi penggunaan LPG rumah tangga dengan penghematan Rp 60.000–Rp 75.000 per bulan.
Dari sisi lingkungan, pemanfaatan biogas berhasil menekan emisi hingga 584.834 ton CO₂e, setara penanaman 26,5 juta pohon, serta mengolah 245 juta kilogram limbah organik per tahun menjadi energi. Total energi yang dihasilkan mencapai potensi 345 juta kWh/tahun.
Program ini juga mendorong penciptaan lapangan kerja hijau melalui 162 mitra konstruksi lokal.
Selain itu, Rumah Energi memasang 72 unit Solar PV untuk memperluas akses energi terbarukan.
Baca Juga: Andalkan Kopi Luwak, Worcas Ramaikan China International Import Expo (CIIE) 2025
Bioslurry Untungkan Petani, Solar Dryer Dongkrak Produktivitas
Pemanfaatan hasil samping biogas berupa bioslurry memberi dampak ekonomi signifikan bagi petani. Melalui pelatihan kepada 5.114 peserta, petani mampu mengurangi biaya pupuk kimia sebesar Rp 100.000–Rp 250.000 per bulan.
Inovasi Solar Dryer yang diterapkan di 100 lokasi terbukti meningkatkan produktivitas hasil pertanian hingga 200%, bahkan melipatgandakan pendapatan petani hingga empat kali lipat.
Di sisi lain, teknologi konservasi air seperti 26 instalasi Rain Water Harvesting (RWH) menyediakan akses air bersih bagi 1.001 masyarakat.
Baca Juga: Ekspor Mobil Toyota Naik 5,6% per Oktober 2025, Innova dan Yaris Jadi Andalan
Dorong Ekonomi Komunitas: Bisnis Hijau Bertumbuh
Rumah Energi juga memperkuat ekonomi lokal melalui pendampingan 323 bisnis komunitas serta pelatihan bisnis bagi 168 perempuan dan 24 Koperasi Hijau (GENCAR).
Program tersebut membuka potensi pendapatan tambahan Rp 200.000–Rp 500.000 per bulan bagi rumah tangga yang menjual bioslurry.
“Perjalanan 13 tahun ini memperkuat komitmen kami membangun masyarakat yang berdaya dalam energi dan pangan,” ujar Sumanda Tondang, Direktur Eksekutif Rumah Energi dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).
“Dampak ekonomi, penghematan energi rumah tangga, dan penurunan emisi menjadi bukti bahwa transisi energi dapat berjalan dari desa.”
Manfaat program dirasakan langsung masyarakat, seperti Sukamto dari Sleman, yang lebih dari 10 tahun menggunakan biogas.
“Kami tidak membeli elpiji lagi, kandang lebih bersih, dan bioslurry meningkatkan kualitas salak,” ujarnya.
Baca Juga: Perhapi: Bea Keluar Emas 2026 Akan Dorong Hilirisasi di Dalam Negeri
Pemerintah menilai program Rumah Energi menjadi mitra penting dalam pembangunan berkelanjutan.
“Kerja-kerja Rumah Energi telah memberi dampak nyata bagi petani, peternak, koperasi, dan rumah tangga pedesaan. Kami berharap program ini terus berkembang,” kata Ahmad Zabadi, Sekretaris Kementerian Koperasi RI.
Selanjutnya: Danantara Masuk Bisnis Peternakan Ayam, Saham Janu Putra Sejahtera (AYAM) Melesat
Menarik Dibaca: 5 Strategi Mentalitas Kelas Menengah agar Bisa Naik Level Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













