Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar elektronik Indonesia cukup menantang sepanjang 2024 berjalan. Salah satu produsen, yakni PT Sharp Electronics Indonesia mencoba mempertahankan bisnisnya di tengah pelemahan rupiah hingga ketidakpastian regulasi.
National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengatakan, secara umum penjualan produk-produk elektronik Sharp masih tumbuh positif pada semester I-2024 kendati ada perubahan regulasi terkait kebijakan impor berkali-kali oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (Permendag) 8/2024.
Sharp cukup beruntung lantaran 80% komponen produk elektroniknya dapat dipasok langsung dari dalam negeri.
Baca Juga: Rupiah Anjlok, Kinerja Industri Elektronik Keok
Namun, kekhawatiran tetap muncul di benak Manajemen Sharp Electronics Indonesia. Pasalnya, kurs rupiah terus-menerus melemah dalam beberapa bulan terakhir. Nilai tukar rupiah bahkan sulit lepas dari level Rp 16.000 per dolar AS hingga saat ini.
Kondisi ini membuat Sharp harus mengeluarkan biaya lebih mahal ketika mengimpor bahan baku dan memakai jasa angkutan kontainer kapal.
"Dampak pelemahan rupiah baru benar-benar terasa pada semester kedua," ujar Andry, Rabu (24/7).
Pihak Sharp tidak bisa terus menerus menanggung beban produksi dan operasional yang membengkak. Alhasil, Sharp berpotensi mengerek harga jual produk elektronik sekitar 3%-4%.
Baca Juga: Ada Relaksasi Aturan Impor, Produsen Elektronik Dalam Negeri Kian Tertekan
Potensi kenaikan harga elektronik bisa saja diikuti oleh penurunan permintaan produk tersebut di pasar sekitar 3% sampai 5% pada semester II-2024.
Maklum, daya beli masyarakat belum sepenuhnya stabil. Adapun produk elektronik yang berpeluang tetap banyak peminatnya adalah lemari es.
Guna mengantisipasi pelemahan rupiah lebih lanjut, Manajemen Sharp berusaha menjaga stok produk dan terus memantau perkembangan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News