kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.594.000   17.000   1,08%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

RUPTL 2025-2034 Akan Segera Terbit, Fokus pada Energi Baru Terbarukan


Jumat, 17 Januari 2025 / 15:23 WIB
RUPTL 2025-2034 Akan Segera Terbit, Fokus pada Energi Baru Terbarukan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta (17/1/2025)


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 akan diterbitkan dalam waktu dekat.  

“Belum (terbit). Satu minggu lagi,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (17/1).  

Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menetapkan target penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dalam RUPTL 2025-2034. 

Baca Juga: Segera Terbit di Agustus, Simak Potensi Penjualan dan Kupon Sukuk Ritel SR021

Sebagian besar kapasitas ini akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT), sejalan dengan upaya mempercepat transisi energi dan mendukung pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun.  

“RUPTL ini sudah kami bahas bersama PLN dan disosialisasikan kepada Menteri BUMN serta Menteri Keuangan. Dalam periode 2025-2034, sekitar 60% dari total penambahan kapasitas pembangkit akan menggunakan energi baru terbarukan. Ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam transisi energi dan pengurangan emisi gas rumah kaca,” jelas Bahlil pada Rabu (15/1).  

Bahlil menambahkan, dominasi energi baru terbarukan dalam RUPTL terbaru merupakan langkah konkret dalam mendukung pengembangan sektor kelistrikan yang berkelanjutan. 

Baca Juga: Aturan Transparansi Bunga Kredit Segera Terbit

Selain itu, pemerintah juga merencanakan pembangunan jaringan transmisi supergrid sepanjang 48.000 kilometer persegi untuk memperkuat sistem kelistrikan nasional.  
%
“Supergrid ini menjadi prioritas. Kami tengah mengkaji pendanaannya, mengingat Internal Rate of Return (IRR) untuk jaringan transmisi ini hanya sekitar 3-4%, lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik. Skema pendanaan akan disesuaikan dengan kebutuhan,” kata Bahlil.  

Investasi yang dibutuhkan untuk mencapai target RUPTL diperkirakan melebihi Rp 1.100 triliun. Anggaran tersebut mencakup sekitar Rp 400 triliun untuk pengembangan jaringan transmisi dan Rp 600-700 triliun untuk pembangunan pembangkit listrik. 

Sebagian besar pendanaan diharapkan berasal dari sumber dalam negeri.  

Baca Juga: Aturan Restrukturisasi KUR Segera Terbit

“Pendanaannya tidak akan bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagian besar akan menggunakan skema Power Purchase Agreement (PPA) dan Independent Power Producer (IPP),” tegas Bahlil.  

Dengan langkah ini, pemerintah optimis dapat mewujudkan sistem kelistrikan yang ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Kemana Arah Bergerak? (17 Januari 2025)

Menarik Dibaca: Bitcoin Balik ke US$ 100.000, Robert Kiyosaki Proyeksi Harga di Posisi Ini pada 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×