Reporter: Widyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berdampak pada harga jual mobil bekas bermesin besar atau mobil dengan mesin berukuran 2.000 cc ke atas. Belakangan, harga jual mobil mesin besar ini turun hingga 18% jika dibandingkan dengan sebelum kenaikan harga BBM.
Herjanto Kosasih, Senior Manager Marketing Bursa Mobil Bekas Mangga Dua, Jakarta bilang, kenaikan BBM membuat konsumen enggan membeli mobil bekas bermesin besar. Alasan konsumen adalah mobil bermesin besar boros pemakaian bahan bakar dan tidak cocok dijadikan mobil operasional. "Kondisi inilah yang membuat harga mobil bermesin besar turun," kata Herjanto kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Penurunan harga sejalan dengan permintaannya yang cenderung stagnan.
Soal penurunan harga ini, Herjanto memberikan contoh, harga mobil Kijang Innova tahun 2005. Sebelum ada kenaikan harga BBM, mobil ini dijual rata-rata Rp 160 juta. Namun belakangan harga jual Kijang Innova ini turun menjadi Rp 130 juta saja.
Kondisi serupa juga terjadi untuk harga mobil berkapasitas besar lainnya. Ambil contoh, harga Toyota Fortuner tahun 2008 yang mengusung mesin 2700 cc kini dijual pada kisaran harga Rp Rp 175 juta – 180 juta. "Sebelum kenaikan BBM, kami masih bisa menjual Fortuner ini di atas Rp 200 juta hingga Rp 210 juta," terang Herjanto.
Sampai dengan Oktober 2014, penjualan mobil bekas di Bursa Mobil Bekas WTC sudah mencapai 32.500 unit. Adapun penjualan mobil bekas sampai pekan ketiga bulan November saja tercatat sebanyak 2000 unit. Herjanto yakin, sampai dengan akhir bulan ini akan ada penjualan mobil bekas sebanyak 2.600 unit–2.700 unit.
Sampai akhir tahun nanti, Herjanto optimistis penjualan mobil bekas di Bursa Mobil bekas WTC Mangga Dua bisa mencapai target sebanyak 35.000 unit. Jika terealisasi, penjualan mobil bekas di lokasi ini akan naik 6% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2013 lalu sebanyak 33.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News