kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Saatnya produsen dalam negeri tentukan harga timah


Kamis, 15 Desember 2011 / 18:04 WIB
Saatnya produsen dalam negeri tentukan harga timah
ILUSTRASI. Warga menggunakan payung saat hujan turun di Kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (26/10/2020).


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah sekian lama mengacu pada London Metal Exchange (LME), pemerintah kini merintis pedoman baru bagi produsen dalam negeri menentukan harga timah (INA-TIN) di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) alias Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX).

Pasar fisik komoditi itu akan menjadi pusat referensi bagi produsen, pedagang, dan industri domestik untuk menentukan harga timah.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, menyebutkan, pasar fisik timah ini akan membuat produsen timah tidak akan lagi bergantung pada pembeli dalam penentuan harga. Padahal, Indonesia menguasai 70% produksi timah dunia yang seharusnya menjadi sentra penentuan harga.

Nantinya, perdagangan kontrak fisik timah pada INA-TIN itu akan mendorong perdagangan fisik dan perdagangan berjangka pada komoditi primer lainnya di Bursa Berjangka. "Secara bertahap, mudah-mudahan komoditi di Bursa Berjangka bisa menjadi referensi harga dunia," ujarnya, Kamis (15/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×