Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saka Energi Indonesia batal menandatangani kontrak baru untuk dua wilayah kerja (WK) migas hasil lelang tahun 2017 di acara IPA Konvensi dan Pameran 2018. Padahal Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah menyebut dalam pidato pembukaan acara IPA ke-42 bahwa akan ada penandatangan tiga kontrak baru hasil lelang tahun 2017.
Namun hingga penutupan IPA Konvensi dan Pameran 2018, penandatangan kontrak baru belum juga berlangsung. Bahkan sejak acara pembukaan, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar hingga Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto yang dijadwalkan mengisi acara dalam IPA konvensi dan Pameran tidak pernah hadir.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi mengatakan batalnya penandatangan kontrak baru karena belum siapnya kontrak baru yang ditandatangani. "Belum karena yang sudah siap yang PJBG. Kontrak bahasa umumnya detail jadi perlu di review kata per kata, yang selesai jual beli gas, jadi ini dulu," kata Amien Jumat (4/5).
Padahal menurut Direktur Utama Saka Energi, Tumbur Parlindungan, Saka Energi yang memenangi dua WK migas tahun lalu sudah siap menandatangani kontrak. Apalagi Saka sudah membayar signature bonus dan sudah menyelesaikan terms and conditions dua WK Migas tersebut yaitu West Yamdena dan Pekawai.
"Kan namanya perjanjian ada terms-nya. Kami mesti negosiasi dulu sama pemerintah. Sudah beres, tinggal tanda tangan saja," imbuh Tumbur.
Rencananya setelah tanda tangan kontrak, Saka akan memulai rencana eksplorasi. Terutama dalam memenuhi komitmen pasti yang telah ditetapkan pemerintah.
Tumbur menyebut waktu yang dibutuhkan untuk melakukan ekplorasi berkisar 10 tahun. Dengan begitu, Tumbur berharap West Yamdena yang wilayah kerjanya berdekatan dengan Blok Masela bisa menggunakan fasilitas LNG bersama sehingga lebih ekonomis.
"10 tahun eksplorasi. Kalau Masela jadi, Masela kan punya fasilitas. Pakai Masela saja. Masa kami bangun LNG lagi, tidak mungkin," ungkap Tumbur.
Namun rencana tersebut menurut Tumbur belum didiskusikan langsung dengan Inpex Corporation yang merupakan operator Blok Masela. Tapi Saka telah mendiskusikan penggunaan fasilitas LNG di Blok Masela dengan SKK Migas.
"Katanya sih sudah jelas. Ketemu pak Amien, ini gimana, tergantung Masela. Masela pasti? Oh ya pasti. Masela pasti dibangun, ya sudah. Ya harus optimis dong," kata Tumbur.
West Yamdena memiliki potensi gas sebesar 45 TCF. Jika ditemukan cadangan maka produksi West Yamdena bisa melebihi produksi Blok Masela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News