Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga minyak yang masih tertekan membuat perusahaan migas terus mengatur portofolio bisnis. Salah satunya, PT Saka Energi Indonesia yang berencana menambah portofolio dengan mengakusisi beberapa blok migas di dalam dan luar negeri.
Chief Operation and Commercial Officer Saka Energi Tumbur Parlindungan mengatakan, saat ini, pihaknya telah melihat data room sejumlah blok migas, seperti Blok B South Natuna yang dioperatori oleh ConocoPhillips (COPI), Blok South Sumatera yang dioperatori oleh Cnooc, dan Blok Bentu milik PT Energi Mega Persada (EMP).
Selain blok di dalam negeri, Saka juga mengincar sejumlah blok migas yang ada di Amerika. Tumbur beralasan, pemilihan blok migas di Amerika karena dianggap lebih murah dan memiliki stabilitas ekonomi serta politik yang bagus.
Saka Energi sejak 2014 lalu menyatakan minat untuk menjadi operator dengan kepemilikan saham di atas 51% pada beberapa blok shale gas di kawasan kaya akan migas di Eagle Ford, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS). Saat ini, Saka Energi telah memiliki 36% saham Blok Fasken di kawasan Eagle Ford AS milik Swift Energy Company.
Biarpun berniat mengakusisi shaam sejumlah blok migas, namun, hingga saat ini Saka masih mengkaji dan mengevaluasi sejumlah blok tersebut sebelum melakukan penawaran. Diharapkan proses akusisi saham (farm in) bisa dilakukan pada tahun ini.
Dana untuk melakukan farm in akan didapat Saka dari pinjaman sebesar US$ 600 juta. "Pinjaman tersebut akan digunakan untuk beli saham kalau lebih murah beli saham atau untuk pengeboran kalau lebih murah pengeboran,"jelas Tumbur di Pakatri Center Building, Rabu (30/3).
Selain akan mengakusisi blok migas, Saka juga akan melepas sejumlah kepemilikan saham (farm out) di Blok South Sesulu sekitar 35%-40%. Saka sebetulnya masih baru memiliki hak partisipasi di Blok South Sesulu. Pada 12 September 2013, Saka mengambil alih 100% hak partisipasi Blok South Sesulu dari Hess Ltd dengan meneken perjanjian jual beli. SKK Migas pun menyetujui pengambilalihan Blok South Salulu oleh Saka Energi pada 6 Februari 2014.
Proses farn out ini diharapkan bisa selesai paling cepat akhir tahun depan atau mundur dari target semula yaitu di tahun ini. Menurut Tumbur, dengan kondisi harga minyak saat ini agak susah bagi perusahaan untuk mendapatkan penawaran yang baik untuk blok eksplorasi seperti South Selulu. Padahal saat ini sudah ada beberapa perusahaan migas multinasional dari Amerika, Jepang, dan Arab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News