kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,96   -11,56   -1.24%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampai September, Mazda catatkan penjualan sebanyak 4.351 unit


Minggu, 21 Oktober 2018 / 12:21 WIB
Sampai September, Mazda catatkan penjualan sebanyak 4.351 unit
Mazda Power Drive


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), distributor resmi mobil merek Mazda Indonesia menargetkan mampu menjual 6.000 unit, atau naik sekitar 33% dari realisasi penjualan tahun lalu sekitar 4.000 unit.

Direktur Sales, Marketing & PR, Ricky Thio menyampaikan penjualan dari periode Januari sampai September 2018 sebanyak 4.351 unit. Dari penjualan tersebut ada tiga model yang meyumbang penjualan terbesar, pertama model CX-5 menyumbang 27,8%, kemudian disusul dengan Mazda2 sebesar 22,8%, dan model CX-3 berkontribusi sebanyak 13,9%.

Menjelang akhir tahun ini, Ricky mengaku tengah menggenjot penjualan agar sesuai target. Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur PT EMI juga membenarkan bahwa penjualan tahun ini memang diperoleh paling banyak dari model CX-5. “Berbeda dari tahun lalu, kalau tahun lalu penjualan terbanyak masih Mazda 2,” ungkapnya, Sabtu (20/10).

Sebagai informasi, kemarin dalam acara Mazda Power Drive 2018 yang digelar pada 20 sampai 21 Oktober, PT EMI juga meluncurkan model SUV premium yang telah mengalami sedikit penyegaran yakni The All New Mazda CX-9 dan Roadster Mazda MX-5.

Roy bilang, saat ini kontribusi dari CX-9 cukup besar dan pada tahun ini menargetkan penjualan sebesar 700 unit. “Sampai September kemarin sudah terjual sekitar 400 unit, seharusnya sampai akhir tahun ini bisa sesuai target,” kata Roy.

Sementara Roy tidak terlalu berharap banyak untuk penjualan dari MX-5 sendiri. Harga kedua model yang baru mendapat penyegaran ini hanya meningkat sebesar Rp 20 juta dari harga sebelumnya.

Mengenai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, Roy mengaku belum begitu berdampak terhadap harga jual produk lantaran tansaksi dilakukuan dengan menggunakan yen. Sehingga Ricky menjelaskan harga jual untuk saat ini masih sama dan belum ada kenaikan.

Perihal pembatasan impor, Roy mengungkapkan pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi impor. Dengan penyesuaian kuota impor ini bukan berarti mengurangi target penjualan tahun depan. “Saat ini kita lagi meninjau kembali kuota impor kita dan membatasi model yang tidak terlalu banyak pembeli,” ungkapnya.

Kedua, kini PT EMI juga tengah mempercepat feasibility study untuk rencana pembangunan pabrik perakitan mobil di Indonesia. Menurutnya, rencana ini akan memerlukan waktu yang lama dan dana investasi yang cukup banyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×