kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sampoerna Agro (SGRO) Kaji Penambahan Kapasitas Bisnis Benih Unggul


Jumat, 16 September 2022 / 17:31 WIB
Sampoerna Agro (SGRO) Kaji Penambahan Kapasitas Bisnis Benih Unggul
ILUSTRASI. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sedang mengkaji penambahan kapasitas bisnis benih unggul.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) sedang mengkaji penambahan kapasitas bisnis benih unggul. Saat ini market share benih unggul dengan merek dagang DxP Sriwijaya berhasil menduduki posisi kedua di Indonesia. 

Melansir Laporan Tahunan 2021, Manajemen SGRO memaparkan perkembangan segmen bisnis benih sawit Sampoerna Agro didukung fasilitas penitilian dan perkembangan agronomi dan pembibitan di Sumatera Selatan seluas 1.172 ha. 

PT Binasawit Makmur, entitas anak SGRO melakukan penelitian dan perkecambahan benih. Sejak 1994, entitas ini telah menjadi pusat penelitian dan pengembangan berbasis agroekonomi yang luas. 

Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Targetkan Produksi TBS Tumbuh 4%-6% di Tahun 2022

SGRO telah memproduksi 12 benih sawit unggulan dengan merek dagang DxP Sriwijaya dan DxP Sriwijaya Semi Klon. Benih unggulan ini ditanam pada lahan milik sendiri dan dijual ke pembeli di Indonesia. 

Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri menjelaskan, prospek bisnis segmen industri benih dan juga DxP Sriwijaya diharapkan masih baik yang didukung dengan adanya program pemerintah untuk Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

“Perseroan memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas pada segmen bisnis benih unggul,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (16/9). 

Stefanus mengungkapkan, manajemen SGRO sedang melakukan kajian untuk rencana peningkatan kapasitas tersebut.

CEO Sampoerna Agro Budi Halim menyampaikan, pada semester I 2022  penjualan segmen kecambah dengan merk dagang DxP Sriwijaya memberikan kontribusi cukup signifikan. 

“Penjualan dari DxP Sriwijaya pada semester I 2022 sebesar Rp 84 miliar, atau sekitar 3% dari total penjualan konsolidasian,” ujarnya dalam acara Public Expose Live 2022, Jumat (16/9). 

Budi memaparkan, penjualan dari DxP Sriwijaya tahun ini semakin cemerlang dari tahun sebelumnya karena mengalami kenaikan 15% secara tahunan jika dibandingkan semester I 2021. 

“Hal ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan sebesar 17% secara tahunan menjadi 10 juta butir kecambah,” terangnya. 

 

Masih mengintip Laporan Tahunan 2021, produk kecambah sawit SGRO menunjukkan pertumbuhan yang signifikan atau sebesar 83% dengan volume produksi di 2021 mencapai 18,9 juta kecambah sawit. 

Seiring dengan tingginya kebutuhan kecambah sawit untuk mendukung program peramajan sawit rakyat yang digagas pemerintah Indonesia, SGRO menjual kecambah sawit sebanyak 18,1 juta bibit di sepanjang 2021. Harga jual rata-rata benih sawit Rp 8.432 per bibit atau 5% lebih tinggi dibandingkan harga 2020. 

Karakteristik unggulan dari DxP Sriwijaya adalah kandungan minyak yang tinggi, peningkatan ketinggian pkok yang rendah, dan potensi hasil yang tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×