Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Secara umum, Stefanus mengatakan, SGRO melihat prospek bisnis sawit pada tahun 2022 masih cukup baik yang dapat ditopang oleh sentimen harga komoditas minyak sawit mentah yang baik.
Maka itu, pihaknya optimistis dalam mengejar target pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 5% yoy hingga 10% yoy. Sedangkan untuk produksi CPO, pihaknya menargetkan volume produksi akan tumbuh 6%-12% dibanding pencapaian di tahun lalu.
Di tahun ini, SGRO berupaya untuk terus fokus dalam upaya meningkatkan produktivitas melalui program intensifikasi dan digitalisasi.
Selain itu, Sampoerna Agro juga berencana memperkuat profil keuangan yang dapat meningkatkan posisi neraca keuangan perusahaan ke depannya. Misalnya, pada tahun 2020 dan 2021, SGRO telah menerbitkan obligasi dan sukuk berkelanjutan dengan total emisi Rp 1,2 triliun sebagai bagian strategi keuangan untuk debt reprofiling.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News