Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Bani memaparkan secara rincian, pendapatan utama perseroan yakni pendapatan uang tambang menyusut dari US$ 301,64 juta menjadi US$ 266,46 juta atau turun 11,66%. Selain itu, pendapatan kegiatan keagenan, forwarding, dan kegiatan terminal susut 8,39% dari US$ 93,66 juta menjadi US$ 85,80 juta.
Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) wait and see terkait efek penurunan harga minyak ke kinerja
Di sisi lain, pos pendapatan penanganan peti kemas tercatat naik 6,42% dari US$ 51,84 juta menjadi US$ 55,16 juta dan pendapatan lain-lain juga meningkat 27,15% menjadi US$ 11,66 juta dari yang semua US$ 9,17 juta. Namun, Bani menyebut kenaikan itu tak mampu menopang keseluruhan pendapatan SMDR.
Bani juga cukup optimistis dapat meraih keuntungan pada 2020. Optimisme tersebut ditopang oleh kinerja keuangan yang baik di tengah kondisi pandemi serta langkah-langkah strategis yang disiapkan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada kuartal I/2020, SMDR mencatat pendapatan sebesar US$ 134 juta. Angka tersebut tumbuh 29,2% dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 103,7 juta.
Perseroan juga mencatatkan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 1,9 juta. Jumlah tersebut melonjak 623,4% dari laba bersih pada kuartal I/2019, yang senilai US$ 0,3 juta. "Untuk tetap menjaga performa perusahaan, SMDR akan melakukan kontrol ketat pada biaya-biaya yang dirasa kurang penting. Hal tersebut dilakukan guna menggenjot pendapatan perseroan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News