Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyambut baik rencana pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan niaga listrik.
Namun, Isuzu menilai bahwa insentif harga kendaraan saja belum cukup untuk mendorong adopsi truk listrik secara luas di kalangan pelaku logistik.
Rian Erlangga, General Manager Business Strategy PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyatakan, pentingnya dukungan tambahan berupa insentif operasional agar pelaku usaha semakin terdorong untuk beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga: Isuzu Indonesia Ukir Prestasi di I-1GP LCV 2025, Ajang Kompetisi Mekanik Isuzu Dunia
"Selain insentif harga kendaraan, kami menilai penting adanya insentif operasional bagi pemilik kendaraan, seperti potongan pajak kendaraan bermotor, pengurangan biaya operasional tertentu, atau fasilitas prioritas di kawasan logistik," kata Rian kepada Kontan, Kamis (5/6).
Langkah ini dinilai dapat mengurangi beban biaya harian serta meningkatkan efisiensi distribusi, khususnya di sektor logistik dan transportasi barang.
Selaras dengan Roadmap Global
Rian menyebutkan bahwa wacana insentif tersebut sejalan dengan strategi global Isuzu yang tengah menyusun roadmap elektrifikasi kendaraan komersial.
"Kebijakan ini mendukung arah global kami yang tengah mengkaji pengembangan kendaraan elektrifikasi sesuai kebutuhan pasar dan karakteristik operasional di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga: Isuzu TRAGA Hadir Warna Baru Black Premium dengan Standar Cat Isuzu Manufacture
Meskipun belum meluncurkan truk listrik di pasar domestik, Isuzu mengaku terus melakukan studi komprehensif terkait kebutuhan dan kesiapan pasar Indonesia.
“Kami memahami segmen truk memiliki karakteristik operasional yang unik, mulai dari beban angkut, jarak tempuh, hingga ketersediaan infrastruktur pengisian daya,” lanjut Rian.
Lebih lanjut, Isuzu menilai pengembangan ekosistem kendaraan listrik secara menyeluruh mulai dari infrastruktur pengisian daya, pelatihan teknisi, hingga relaksasi pajak operasional, merupakan kunci untuk mempercepat penetrasi truk listrik.
“Karena kendaraan truk menuntut efisiensi tinggi, maka ketersediaan infrastruktur dan kesiapan sumber daya manusia menjadi faktor krusial,” tegas Rian.
Tantangan: Harga, Infrastruktur, dan Edukasi Konsumen
Isuzu juga mencatat beberapa tantangan utama dalam adopsi truk listrik, yakni: Terbatasnya stasiun pengisian daya untuk kendaraan besar, harga truk listrik yang masih tinggi, dan kurangnya edukasi konsumen terhadap perawatan dan operasional kendaraan Listrik.
Baca Juga: Strategi Isuzu Raih Dominasi Pasar Kendaraan Niaga pada 2025
“Masih ada kekhawatiran dari konsumen soal jarak tempuh, durasi pengisian daya, dan layanan purna jual. Tantangan ini harus dijawab bersama-sama oleh pemerintah, industri, dan produsen,” tutup Rian.
Selanjutnya: KPK Tetapkan 8 Tersangka Kasus Pemerasan Izin Penggunaan TKA di Kemenaker
Menarik Dibaca: Libur Panjang Idul Adha, KAI Sudah Jual 580.000 Tiket Kereta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News