Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Memasuki usianya yang ke-50, Department Store pertama di Indonesia, Sarinah terus berbenah. Salah satu inovasi yang dilakukan Sarinah adalah meluncurkan merek fesyen sendiri, yang diberi nama Mea.
Dalam Bahasa Spanyol, Mea berarti milik saya. "Kami berharap merk ini dapat menembus pasar internasional seperti Zara, merek asal Spanyol yang menjadi benchmark kami," ujar Jimmy M. Rifai Gani, Direktur Utama Sarinah PT Sarinah (Persero) saat peluncuran Mea di Jakarta, Selasa (27/3).
Direktur Pengembangan Usaha Sarinah Mira Amahorseya menjelaskan, desain fesyen Mea merupakan kombinasi 70% modern dan 30% heritage. Dengan target pasar wanita berusia 20-40 tahun dari kelas menengah atas, produk Mea dijual dengan harga Rp 200.000-Rp 1,5 juta per potong.
Meskipun Mea merupakan merek milik Sarinah, nantinya merek ini tidak akan dijumpai di seluruh gerai Sarinah yang ada. Untuk tahap pertama, Mea baru dijual di gerai Thamrin (Jakarta), Pejaten Village (Jakarta), menyusul geraidan Basuki Rachmad (Malang). "Gerai di Yogyakarta dan Semarang tidak cocok," ujar Mira.
Tidak tertutup kemungkinan, Mea akan merambah department store lain. Manajemen Sarinah berambisi, Mea punya gerai yang berdiri sendiri tiga-empat tahun lagi. Sayangnya, manajemen Sarinah enggan mengutarakan target penjualan Mea.
"Target sudah ada, tapi belum bisa kami sebut angkanya," ujar Jimmy. Yang pasti, di tahap awal, dia memperkirakan kontribusi Mea terhadap penjualan Sarinah belum signifikan. Target pertumbuhan penjualan Sarinah tahun ini naik 17% di atas tahun lalu.
Namun manajemen Sarinah juga masih tertutup soal realisasi penjualan tahun lalu. Hingga 90% penjualan masih didomonasi oleh gerai Thamrin. Selain itu, Sarinah berencana melebarkan jaringan dengan menambah gerai di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News