Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu mitra atau equity partner PT Pertamina pada proyek Refinery Development Master Plant (RDMP) Balikpapan dikabarkan mundur dari rencana kerjasama yang tengah dijajaki.
Direktur Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, sedianya ada dua equity partner yang tengah menjajaki diskusi dengan Pertamina yakni yakni GIC Limited asal Singapura serta Mubadala.
Dalam perjalanan, salah satu partner menyatakan mundur dari rencana kerjasama tersebut.
"Memang sebelumnya ada proses pemilihan partner untuk investasi. Sudah mengerucut ke GIC dan Mubadala. Kemudian ada yang belum dapat kami sepakati walaupun secara formal belum tapi informal salah satu pihak dari dua itu menyatakan mundur," kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Senin (31/5).
Baca Juga: Kemenkeu menghitung barang milik negara (BMN) Blok Rokan mencapai Rp 97,7 triliun
Kendati demikian, Nicke masih enggan merinci pihak mana yang bakal mundur.
Nicke menambahkan, saat ini pihaknya pun tengah menjalin komunikasi dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk kemungkinan masuknya INA sebagai equity partner.
Nicke melanjutkan, mundurnya salah satu calon mitra ini diharapkan tak mengganggu jadwal proyek RDMP Balikpapan. Porsi equity yang dibuka untuk proyek ini tak tergolong besar atau hanya sekitar US$ 500 juta.
Adapun, pengembangan RDMP Balikpapan kini telah mencapai 33,09% dengan target rampung seluruhnya pada 2026 mendatang.
Selanjutnya: ConocoPhillips berniat hengkang dari Blok Corridor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News