kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Satu Lagi, Pabrik Sony di Indonesia Berhenti Beroperasi


Kamis, 18 Juni 2009 / 08:19 WIB
Satu Lagi, Pabrik Sony di Indonesia Berhenti Beroperasi


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Boleh saja konsumen di Indonesia begitu memuja produk-produk bermerek Sony, tapi kantor pusat Sony di Jepang tak nyaman menyemai modal di Indonesia. Setelah menutup pabrik barang elektronik di Cibitung, Bekasi pada 2003 silam, kini Sony segera menutup PT Sony Chemical Indonesia (SCI) yang berlokasi di Batam.

Sony Chemical akan berhenti beroperasi mulai 31 Agustus mendatang. Kabar penutupan pabrik itu meluncur langsung dari Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudy Sakyakriti. Menurut Rudy, perusahaan itu sudah mengajukan surat resmi pemberitahuan penghentian operasi ke Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. “Mereka memasukan surat itu sejak sebulan yang lalu,” katanya kepada KONTAN kemarin (17/6).

Hanya, dalam surat itu Sony tidak menyinggung alasan penutupan kecuali semata-mata akibat krisis finansial global dan sesuai perintah kantor pusat mereka di Jepang.

SCI adalah pabrik yang memproduksi plastik bahan baku CD dan kaset. Walau sama-sama bernama Sony, Menurut Senior Manager Marketing Communication Department Head Rini F. Hasbi, SCI tak memiliki hubungan sales and marketing dengan Sony Electronic Indonesia. "Mungkin sister company, tapi secara manajemen kami terpisah sama sekali," kata dia.

Sejak pabrik elektronik Sony di Bekasi tutup, Sony Electronic di Indonesia hanya berperan menjalankan distribusi penjualan dan impor produk Sony dari Malaysia, Thailand, dan Jepang.

Konon penutupan berbagai pabrik itu terkait dengan perubahan strategi Sony di Jepang. Kalau semula mereka mengedepankan bisnis manufaktur, kini Sony lebih fokus pada bisnis software dan entertainment. Dengan strategi itu, Sony merasa ongkos tenaga kerja bisa mereka pangkas secara besar-besaran.

Karena itu gelombang penutupan pabrik milik Sony tak hanya berlangsung di Indonesia, tapi juga di Jepang dan Amerika Serikat. Setidaknya ada 15 pabrik yang tersebar di dunia termasuk di Indonesia yang harus tutup buku.

Dan dalam waktu dekat Sony akan meluncurkan teknologi baru berbasis internet, audio-visual, dan komputer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×