Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kehadiran maskapai baru Fly Jaya dinilai dapat memperkuat konektivitas penerbangan domestik, khususnya ke wilayah-wilayah dengan bandara menengah dan kecil. Maskapai tersebut resmi memulai operasionalnya akhir pekan lalu dengan rute perdana Jakarta–Yogyakarta menggunakan pesawat regional ATR 72-500.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Bayu Sutanto, mengatakan Fly Jaya telah mengajukan izin sejak tahun lalu, dan kini telah resmi beroperasi.
“Dilihat dari rute dan pesawat yang dipakai, Fly Jaya akan berperan sebagai regional airline yang menghubungkan bandara-bandara besar dengan bandara medium atau kecil,” ujarnya kepada Kontan, Senin (7/7).
Menurut Bayu, masuknya pemain baru seperti Fly Jaya menunjukkan adanya peluang pasar di industri penerbangan domestik. Namun investor tetap mempertimbangkan potensi pengembalian investasi (return on investment/ROI) sebelum memutuskan masuk bisnis ini.
“ROI sangat dipengaruhi pendapatan dan biaya operasional. Saat ini ada tantangan untuk memperoleh ROI yang positif, karena struktur tarif batas atas (TBA) dan batas bawah (TBB) yang ditetapkan Kementerian Perhubungan sejak 2019 belum mengalami revisi, baik untuk pesawat jet maupun turboprop,” jelasnya.
Baca Juga: Kapan Maskapai Baru Fly Jaya Bakal Beroperasi? Cek Jawaban Menhub
Sementara itu, komponen biaya seperti harga avtur serta kurs dolar AS yang mempengaruhi biaya perawatan dan sewa pesawat justru mengalami kenaikan signifikan dibandingkan enam tahun lalu.
Terkait harga tiket pesawat domestik, Bayu menyebut masih berada dalam kisaran tarif TBA dan TBB yang berlaku.
“Jadi bicara tiket mahal atau murah sebenarnya tidak relevan selama masih dalam rentang tarif yang ditentukan pemerintah,” tambahnya.
Soal persaingan yang meningkat seiring bertambahnya jumlah maskapai, Bayu menyampaikan, kompetisi tarif baru akan terjadi jika pasokan kapasitas melebihi permintaan.
Namun saat ini, jumlah pesawat yang laik terbang baru sekitar 360 unit, masih jauh di bawah kondisi sebelum pandemi yang mencapai 580 unit.
Baca Juga: Fly Jaya, Maskapai Baru Siap Mengudara di Langit Indonesia
Selanjutnya: Subsidi Listrik Melambung Rp 105 Triliun, Pengamat: Hanya 20% Dinikmati Warga Miskin
Menarik Dibaca: Strategi Investasi Obligasi untuk Dana Pensiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News