Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia akan memiliki harga acuan untuk komoditas minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO).
Indeks harga tersebut dikembangkan oleh PT Indeks Komoditas Indonesia melalui Indonesian CPO Index (ICPO). Indeks harga tersebut akan membuat daya saing produk CPO Indonesia semakin baik.
"Hingga saat ini belum terdapat harga acuan CPO sehingga membuat kurang kompetitif," ujar Maydin Sipayung, Direktur Utama PT Indeks Komoditas Indonesia, saat launching ICPOI, Kamis (12/4).
Saat ini Indonesia masih mengacu pada harga CPO di bursa Rotterdam dan Malaysia. Padahal Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia.
Total produksi CPO Indonesia tahun 2017 mencapai 38,17 juta ton. Dari angka tersebut sebagian besar produksi CPO diekspor dengan total ekspor mencapai 31,05 juta ton.
Penentuan harga dilakukan melalui dua metode yaitu indeks komoditas panel assessment dan independent CPO professional assessment. Porsi panel assessment lebih besar mencapai 60% sementara independent CPO professional assessment hanya 40%.
Data panel assessment bersumber dari prosesor, industri refinery, dan pembeli. Sementara data Independent CPO professional assessment berdasarkan data pasar harian.
Kehadiran ICPOI akan meningkatkan peran Indonesia di industri kelapa sawit. "Selain memimpin sektor produksi, Indonesia akan menjadi penentu harga," terang Maydin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News