Reporter: Oginawa R Prayogo |
JAKARTA. PT Metro Batavia (Batavia Air) pernah menegosiasikan utang maskapai dengan International Lease Finance Corporation (ILFC) selaku perusahaan penyewaan pesawat. Negosiasi itu terjadi tiga bulan sebelum gugatan pailit dilayangkan.
"Sekitar 3 bulan sebelum digugat itu ada 3 kali pertemuan antara pemilik Batavia Air dengan pihak ILFC di Singapura," ujar Kuasa hukum manajemen Batavia Air Raden Catur Wibowo kepada KONTAN, Kamis (14/3). Gugatan pailit ILFC ke Batavia Air dilakukan pada Januari 2013.
Menurut Catur, sepanjang tiga pertemuan tersebut, kedua pihak membicarakan restrukturisasi utang Batavia Air. ILFC meminta Batavia Air untuk membayar separuh utang. "Tapi Batavia tidak sanggup. Saat itu Batavia hanya sanggup bayar utang dengan mencicil selama 7 kali. Tapi mereka tidak setuju," jelasnya.
Catur menambahkan, setelah mengajukan gugatan, sebenarnya pihak ILFC ingin mencabutnya dengan syarat Batavia mau menandatangani blanko kosong. Namun Batavia Air menolak opsi tersebut. "Ya tidak tahu maksudnya. Mungkin mau diisi berapa nilai (blanko)," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa manajemen Batavia Air sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan maskapai penerbangan tersebut dari status kepailitan.
Sebagai informasi, ILFC menggugat pailit Batavia Air atas utang US$ 4,69 juta yang berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat. Kemudian pada 30 Januari 2013, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan Batavia Air pailit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News