Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kosmetik dan produk perawatan tubuh (personal care), PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) menyadari kompetisi di pasar semakin ketat. Apalagi di tengah fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi membebani margin keuntungan perseroan.
Sebelumnya perseroan membidik pertumbuhan bisnis sekitar 5%-10% di tahun 2019 ini. Namun berkaca pada perolehan terbaru, yakni di kuartal tiga tahun ini, Alia Dewi, Sekretaris Perusahaan TCID mengaku tak mudah untuk menggapainya.
Baca Juga: Ini sebab kinerja PSSI tumbuh hingga Oktober
"Kalau melihat hasil sampai kuartal ketiga ini mungkin agak berat tapi (hasilnya) tunggu sampai akhir tahun saja," sebutnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/11). Manajemen masih enggan membeberkan proyeksi terbaru sampai akhir tahun ini.
Yang jelas sampai triwulan ketiga tahun ini, menurut laporan keuangan TCID, perusahaan membukukan pendapatan bersih Rp 2,16 triliun atau tumbuh 5,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,04 triliun. Sedangkan beban pokok penjualan mengalami kenaikan yang kurang lebih sama pada level 5,8% year on year (yoy) menjadi Rp 1,44 triliun pada kuartal-III 2019.
Sehingga laba kotor TCID yang tercatat sebesar Rp 720,95 miliar di sembilan bulan pertama 2019 atau tumbuh 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 684,58 miliar. Sayangnya beban penjualan mengalami pembengkakan, serta perseroan didera kerugian kurs.
Baca Juga: Kembangkan hotel dan wisata, Jakarta Setiabudi (JSPT) siapkan Rp1 triliun untuk 2020
Seperti yang diketahui, sebagian bahan baku TCID diperoleh dari impor yang porsinya sekitar 20% dari kebutuhan pabrikan. Hal tersebut menggerus laba bersih periode berjalan TCID menjadi Rp 134,33 miliar di kuartal-III tahun 2019 atau turun 10,6% dibandingkan kuartal-III tahun 2018 yang mencapai Rp 150,32 miliar.
Beberapa kategori produk kecantikan tumbuh dengan baik di pasaran, salah satunya kata Alia ialah kosmetik rias. Nilai penjualan di segmen ini terbilang sama besar dengan produk personal care, hanya saja pertumbuhannya di atas produk kecantikan lainnya.
TCID mengategorikan kosmetik rias bersamaan dengan produk kulit yang menyumbang 42% bagi penjualan bersih kuartal ketiga tahun ini atau senilai Rp 897,19 miliar, yang mengalami kenaikan hingga 18% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 754,76 miliar. "Yang pasti tren kosmetik rias saat ini memang positif dan baik," sebut Alia.
Meningkatnya penjualan kosmetik rias tampaknya mempengaruhi segmen penjualan produk wanita milik perseroan. Sampai akhir September 2019 penjualan segmen tersebut mencatatkan jumlah Rp 1,22 triliun atau melejit 32,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 922,20 miliar.
Baca Juga: Ikhtiar Eterindo Wahanatama (ETWA) perbaiki rugi bersih di tahun depan
Sementara penjualan produk pria turun 15,7% yoy menjadi Rp 904,74 di kuartal ketiga tahun 2019. Penurunan juga melanda sejumlah segmen produk rambut berkontribusi Rp 853,39 miliar di kuartal tersebut, dimana persentase penurunan penjualannya kisaran 2,8% dibandingkan kuartal tiga tahun lalu.
Sekadar informasi, perusahaan menganggarkan belanja modal kisaran Rp 100 miliar tahun ini, kebanyakan diserap untuk keperluan revitalisasi pabrikan. Untuk tetap eksis di pasar kosmetik dan personal care, TCID juga mendorong penambahan stock keeping unit (SKU) baru tiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News