kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,11   -4,19   -0.46%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah alasan digitalisasi nozzle SPBU Pertamina lamban


Minggu, 01 September 2019 / 17:51 WIB
Sejumlah alasan digitalisasi nozzle SPBU Pertamina lamban
ILUSTRASI. Pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

Adapun kendala lainnya berasal dari petugas teknisi PT Telkom Indonesia. Meskipun ahli dalam urusan digitalisasi, Masud beranggapan sektor minyak dan gas merupakan sesuatu yang baru bagi Telkom.

Kendala terakhir, menurut Masud diakibatkan beragamnya integrasi aplikasi. "Jadi memang meskipun secara hardware itu sudah diinstal semua tapi itu perlu integrasi dan yang  diintegrasikan tidak sekadar mendigitalkan pengukuran SPBU tetapi juga dengan pos LinkAja," tutur Masud.

Hal ini berarti, Pertamina dan Telkom juga perlu mengintegrasikan mesin Electronic Data Capture (EDC) LinkAja pada masing-masing SPBU.

Baca Juga: Makin kondusif, Pertamina kembali salurkan BBM di Manokwari, Sorong, dan Jayapura

Lebih jauh Masud memastikan, hingga saat ini sudah ada 200 unit yang terintegrasi dan tersebar di Jakarta. "Tapi untuk perangkat keras (hardware) telah terinstall pada 5.000 SPBU tersebar dihampir seluruh Indonesia baik milik swasta maupun Pertamina," ungkap Masud.

Hingga akhir tahun nanti, Pertamina menargetkan proyek digitalisasi nozzle dapat rampung sepenuhnya. "Diharapkan akhir tahun rampung (terintegrasi), ini akan beri manfaat monitoring BBM Subsidi, Profiling Managing Customer dan Efisiensi bagi Pertamina," tandas Masud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×