Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan pada banyak sektor, terutama sektor pariwisata. Ini terjadi karena untuk menghambat penyebaran virus corona, sejumlah pengetatan kebijakan dilakukan dan hasilnya membuat kunjungan wisatawan, baik lokal dan asing, menurun drastis.
"Tingkat okupansi hotel di Mei 2020 di Indonesia hanya 14,45% saja. Penerbangan domestik juga dibanding Mei tahun lalu turun 98,34% dan potensi yang hilang dari industri pariwisata bisa sampai US$ 6 miliar selama Januari-Juni 2020," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani saat diskusi Planet Tourism Indonesia 2020 yang digelar oleh MarkPlus Tourism, Rabu (29/7).
Baca Juga: Usulan relaksasi tarif listrik dan BLT sektor pariwisata masih digodok Kemenkeu
Pandemi virus corona ini pun sudah memakan korban di sektor pariwisata, di mana ada 2.000 hotel dan restoran yang tutup pada kuartal II 2020. Jumlah kerugian di sektor hotel dan restoran pun masing-masing mencapai Rp 40 triliun dan Rp 45 triliun.
Nah, bila dibagi per kota, dari Januari sampai tengah Juli, okupansi hotel di Jakarta hanya 20%. Sementara untuk wilayah Batam 10%, Yogyakarta 10% dan Bali paling terdampak dengan tingkat okupansi hanya 1%.
Dengan penurunan yang drastis tersebut, pelaku pariwisata berharap pemerintah dapat yang memegang kendali atas pemulihan ekonomi yang terdampak Covid-19. Haryadi pun berharap dengan mulai dibukanya destinasi wisata sedikit demi sedikit akan memulihkan sektor ini.
Contohnya, Bali yang bulan Juli ini akan mulai dibuka kembali untuk turis domestik, dan rencananya di September akan mulai dibuka bagi turis asing. Selain beberapa destinasi populer, destinasi seperti tanam nasional juga akan mulai dibuka perlahan.