Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Ditambah lagi, produksi batubara BUMI selalu meningkat. Di tahun ini, BUMI diproyeksikan mampu menghasilkan 87 juta—90 juta ton batubara. Sementara di tahun depan, produksi batubara BUMI ditargetkan naik 5%.
Baca Juga: Bangun gairah ekonomi Sulawesi Selatan, PLN teken MoU dengan Pemprov Sulsel
Dileep percaya, tingkat produktivitas BUMI yang tergolong tinggi akan sejalan dengan peningkatan permintaan batubara domestik. “Kami memberikan prioritas tertinggi kepada pasar domestik untuk memenuhi kewajiban DMO,” kata dia kepada Kontan, Kamis (12/12).
Selain BUMI, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) juga menanggapi positif kebijakan DMO untuk tahun depan. Sekretaris Perusahaan GEMS Sudin Sudirman berpendapat, pihaknya masih menganggap wajar harga DMO sebesar US$ 70 per ton yang ditetapkan pemerintah di tahun depan.
Dia juga optimistis GEMS akan mampu memenuhi kewajiban DMO baik di tahun ini maupun di tahun-tahun berikutnya. “Kebetulan batubara produksi GEMS sangat cocok dengan kebutuhan domestik, sehingga kami tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi DMO sejak 2018 hingga sekarang,” ungkapnya, hari ini.
Baca Juga: Sistem perlindungan sosial usulan Bank Dunia butuh anggaran hingga 2,3% PDB Indonesia
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Leonardus Herwindo belum berkomentar banyak soal kebijakan DMO di tahun depan. Apalagi, opsi mekanisme kebijakan DMO yang ditawarkan pemerintah sebenarnya belum pasti dan masih perlu didiskusikan lebih lanjut.
Terlepas dari itu, INDY akan terus berupaya agar mampu memenuhi kuota DMO dari waktu ke waktu. “Sampai akhir tahun ini realisasi DMO perusahaan diperkirakan akan melampaui 25%,” imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News