kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.190   15,00   0,10%
  • IDX 7.778   2,76   0,04%
  • KOMPAS100 1.211   -0,08   -0,01%
  • LQ45 985   0,16   0,02%
  • ISSI 229   -0,19   -0,08%
  • IDX30 505   0,76   0,15%
  • IDXHIDIV20 610   0,72   0,12%
  • IDX80 138   0,14   0,10%
  • IDXV30 143   1,44   1,02%
  • IDXQ30 169   0,14   0,08%

Sejumlah Proyek Smelter Mulai Beropasi, Begini Tanggapan Pengamat


Selasa, 24 September 2024 / 21:32 WIB
Sejumlah Proyek Smelter Mulai Beropasi, Begini Tanggapan Pengamat
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Tohir (kedua kanan), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (Persero) Hendi Prio Santoso (kanan), Dirut Antam Tbk Nico Kanter (kedua kiri), Dirut PT Borneo Alumina Indonesia Leonard M Manurung (kiri), Penjabat Gubernur Kalbar Harisson (ketiga kanan) dan Penjabat Bupati Mempawah Ismail (kelima kiri) menekan tombol tanda peresmian injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Presiden Joko Widodo meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang merupakan kerja sama antara PT Inalum dan PT Antam, yang memiliki kapasitas produksi alumina sebesar satu juta ton per tahun dan memiliki nilai investasi sebesar Rp16 triliun. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/YU


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya proyek smelter yang mulai beroperasi diyakini akan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia. Namun, manfaat seperti ini akan lebih terasa jika industri hilir dalam negeri benar-benar siap menyerap produk olahan smelter tersebut.

Sebagai informasi, dalam dua hari terakhir tiga smelter besar mulai beroperasi, yakni smelter tembaga Amman Mineral (investasi Rp 21 triliun), smelter tembaga Freeport Indonesia (Rp 58 triliun), dan smelter grade alumina refinery Fase 1 di Mempawah (Rp 25,7 triliun).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menyampaikan, efek berganda dari proyek smelter sebenarnya bersifat jangka pendek, yakni ketika proses pembangunannya berlangsung. 

Baca Juga: Resmikan Tiga Smelter, Jokowi: Upaya Menyongsong Jadi Negara Industri

Sebab, ketika proyek smelter dimulai, artinya ada investasi yang masuk. Pembangunan fisik smelter ini tentu membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Hal ini nantinya dapat menggerakan ekonomi di area sekitar smelter tersebut dibangun.

"Tapi setelah proyek selesai, tenaga kerja yang diperlukan tinggal di bagian operator smelter saja dan kemungkinan jumlahnya akan turun signifikan," ujar dia, Selasa (24/9).

Lebih lanjut, nilai tambah yang diinginkan pemerintah sebenarnya bisa didapat ketika produk hasil olahan smelter mineral bisa terserap maksimal untuk industri manufaktur dalam negeri. 

Baca Juga: MIND ID Pastikan Industri Alumunium Terintegrasi Dibangun di Mempawah

Hanya saja, sambung Komaidi, produk jadi smelter-smelter di Indonesia sebagian besar masih ditujukan ke pasar ekspor. Ketika diekspor, nilai tambah produk tersebut hanya bertambah 2,5% sampai 5%. 

"Artinya kalau pasarnya hanya ekspor itu nilai tambah produk smelter tersebut tidak signifikan bagi Indonesia. Mau tidak mau harusnya industri dalam negeri dapat menyerap produk smelter tersebut," pungkas dia.

Selanjutnya: Ekspor Kopi RI Belum Terdampak Signifikan Regulasi Antideforestasi Uni Eropa

Menarik Dibaca: Fitur iOS 18 yang Jadi Favorit Pengguna iPhone dan Dinilai Berguna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×