kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Sejumlah Proyek Smelter Mulai Beropasi, Begini Tanggapan Pengamat


Selasa, 24 September 2024 / 21:32 WIB
Sejumlah Proyek Smelter Mulai Beropasi, Begini Tanggapan Pengamat
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Tohir (kedua kanan), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (Persero) Hendi Prio Santoso (kanan), Dirut Antam Tbk Nico Kanter (kedua kiri), Dirut PT Borneo Alumina Indonesia Leonard M Manurung (kiri), Penjabat Gubernur Kalbar Harisson (ketiga kanan) dan Penjabat Bupati Mempawah Ismail (kelima kiri) menekan tombol tanda peresmian injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). Presiden Joko Widodo meresmikan injeksi bauksit perdana untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) yang merupakan kerja sama antara PT Inalum dan PT Antam, yang memiliki kapasitas produksi alumina sebesar satu juta ton per tahun dan memiliki nilai investasi sebesar Rp16 triliun. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/YU


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maraknya proyek smelter yang mulai beroperasi diyakini akan meningkatkan nilai tambah komoditas mineral Indonesia. Namun, manfaat seperti ini akan lebih terasa jika industri hilir dalam negeri benar-benar siap menyerap produk olahan smelter tersebut.

Sebagai informasi, dalam dua hari terakhir tiga smelter besar mulai beroperasi, yakni smelter tembaga Amman Mineral (investasi Rp 21 triliun), smelter tembaga Freeport Indonesia (Rp 58 triliun), dan smelter grade alumina refinery Fase 1 di Mempawah (Rp 25,7 triliun).

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menyampaikan, efek berganda dari proyek smelter sebenarnya bersifat jangka pendek, yakni ketika proses pembangunannya berlangsung. 

Baca Juga: Resmikan Tiga Smelter, Jokowi: Upaya Menyongsong Jadi Negara Industri

Sebab, ketika proyek smelter dimulai, artinya ada investasi yang masuk. Pembangunan fisik smelter ini tentu membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Hal ini nantinya dapat menggerakan ekonomi di area sekitar smelter tersebut dibangun.

"Tapi setelah proyek selesai, tenaga kerja yang diperlukan tinggal di bagian operator smelter saja dan kemungkinan jumlahnya akan turun signifikan," ujar dia, Selasa (24/9).

Lebih lanjut, nilai tambah yang diinginkan pemerintah sebenarnya bisa didapat ketika produk hasil olahan smelter mineral bisa terserap maksimal untuk industri manufaktur dalam negeri. 

Baca Juga: MIND ID Pastikan Industri Alumunium Terintegrasi Dibangun di Mempawah

Hanya saja, sambung Komaidi, produk jadi smelter-smelter di Indonesia sebagian besar masih ditujukan ke pasar ekspor. Ketika diekspor, nilai tambah produk tersebut hanya bertambah 2,5% sampai 5%. 

"Artinya kalau pasarnya hanya ekspor itu nilai tambah produk smelter tersebut tidak signifikan bagi Indonesia. Mau tidak mau harusnya industri dalam negeri dapat menyerap produk smelter tersebut," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×