Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Rencana pembangunan mega proyek pelabuhan Cilamaya kembali menghangat. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menegaskan, akan melanjutkan proyek tersebut.
Hal itu menyusul pertemuan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dengan duta besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, pekan lalu. "Saya bilang ke Dubes Jepang, kami tidak mau Cilamaya dibangun atas pinjaman Government to Government (G to G) ke Indonesia. Sepenuhnya dilakukan investor,” terang Jonan pekan lalu.
Informasi tersebut tak mengejutkan. Sebab dari awal, pemerintah sudah memberi sinyal perihal minat Negeri Sakura terhadap proyek Cilamaya. Sayang, hingga kini pemerintah tak membeberkan perusahaan Jepang mana yang akan turun tangan.
Jonan hanya bilang, pembangunan Cilamaya bisa saja tak melibatkan PT Pelabuhan Indonesia sebagai mitra. Menurut dia, pemerintah bisa saja memberikan konsesi ke investor. "Asal tanah dan investasi mereka semua," tandasnya.
Dihubungi secara terpisah, oleh KONTAN, Arya N. Soemali Direktur Pengembangan PT Astratel Nusantara mengaku tertarik terlibat dalam proyek tersebut. Hanya, karena biaya investasi yang besar, bagian dari Grup Astra itu tak akan melaju sendirian.
Malah, Astratel sudah dalam tahap menganalisis potensi bisnis di Pelabuhan Cilamaya. "Jika diperlukan kami akan mencari informasi dari pihak yang berwenang termasuk Kemenhub," ujar Arya.
Suryo Bambang Sulisto, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia juga mengimpikan kehadiran Cilamaya bisa meningkatkan efisiensi memotong biaya logistik.
Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia berharap kehadiran Cilamaya bisa menjadi alternatif Tanjung Priok yang sudah kewalahan. Dia juga tak terlampau mementingkan siapa investor yang menggarap Cilamaya.
Jepang berminat menggarap pelabuhan Cilamaya ini agar bisa mendukung bisnis investor mereka yang ada di Indonesia. Khusunya industri otomotif dan pendukungnya.
Supranoto Tirtodidjojo, Direktur PT Isuzu Astra Indonesia Motor memilih bilang, keberadaan pelabuhan Cilamaya kelak bisa mendukung kebutuhan infrastruktur perusahaannya. Maklum perusahaan itu berencana mengoperasikan pabrik anyar di Karawang mulai Januari 2015.
Sementara Davy Jeffry Tuilan, Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Motor, skeptis. Lantaran belum kepastian, dia belum bisa menakar dampak bisnis Cilamaya ke bisnis Suzuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News