Reporter: Ahmad Febrian, Diki Mardiansyah | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Starlink dikabarkan telah mendirikan perusahaan bernama PT Starlink Service Indonesia. Dikutip dari Harian Kontan 22 September lalu, Starlink diisukan ingin beroperasi seperti layanan over the top (OTT) tanpa melibatkan tenaga kerja lokal.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan, rencana masuknya Starlink ke Indonesia masih dalam tahap penjajakan. Yang jelas, Starlink harus mengikuti prosedur yang berlaku di Indonesia. Ini sesuai dengan PP Nomor 5/2021 tentang Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan aturan teknis lain mengenai penyelenggaraan usaha telekomunikasi.
"Ada beberapa jenis penyelenggaraan yang syarat-syaratnya harus Starlink penuhi," ujar Ketua Tim Jaringan Telekomunikasi Kemkominfo Aditya Iskandar kepada KONTAN, Kamis (21/9).
Prosedur ketat pemerintah ke Starlink agar perusahaan ini memiliki level playing field yang sama dengan perusahaan telekomunikasi lokal. Pemerintah juga menaruh perhatian yang tinggi terhadap aspek keamanan siber negara ketika memproses izin usaha Starlink di Indonesia.
Sementara Lilly S. Wasitova, seorang aerospace engineer, meminta pemerintah mempertimbangkan manfaat dan mudaratnya Starlink di Indonesia. Agar objektif, pemerintah bisa melibatkan beberapa pakar yang mengerti mengenai teknologi antariksa, teknologi komunikasi dan ahli kebijakan publik. Sehingga dalam memutuskan Starlink memberikan layanan ke masyarakat secara langsung tak hanya pertimbangan bisnis semata. Juga menimbang masalah kedaulatan dan keutuhan Indonesia.
Baca Juga: Peluang dan Tantangan dari Masuknya Starlink
"Butuh ahli yang dapat memberikan pertimbangan ke pemerintah. Patut diwaspadai Elon Musk memiliki motif lain selain bisnis, terutama terkait data vital Indonesia. Dengan menguasai data vital akan memberikan power tersendiri. Minimal nilai tawar Elon Musk di Indonesia akan semakin tinggi," kata Lilly, dalam keterangannya, Senin (2/10).
Argumen Lilly, Starlink tidak pernah menjelaskan secara rinci mereka letak hub dan data center tempat menyimpan data telekomunikasi melalui satelit. Keberadaan lokasi penyimpanan data ini menurut Lilly sangat vital. Sebab Starlink memiliki potensi mengeruk data pribadi penduduk dan data penting lain daro Indonesia. Seperti data geografi, demografi dan prilaku masyarakat Indonesia.
Seperti Presiden Joko Widodo pernah menyebut, data saat ini ibarat new oil. Jangan sampai kehadiran Starlink justru dimanfaatkan dan dinikmati negara atau kepentingan lain. "Sebagai contoh, dengan hadirnya Starlink di Papua akan ada potensi memudahkan memobilisasi kaum sparatis di sana," imbuh Lilly.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News