kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Selain sarang burung walet, porang juga jadi idola di pasar global


Kamis, 06 Mei 2021 / 08:24 WIB
Selain sarang burung walet, porang juga jadi idola di pasar global
ILUSTRASI. Nilai ekspor dua komoditas unggulan Indonesia yaitu sarang burung walet dan tanaman porang, bakal ditingkatkan. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai ekspor dua komoditas unggulan Indonesia yaitu sarang burung walet dan tanaman porang, bakal ditingkatkan. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, peningkatan nilai ekspor tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan harga terbaik dari pasar dunia yang akan memberikan keuntungan lebih baik bagi para petani dan industri dalam negeri. 

“Misalnya, sarang burung walet, ini mempunyai nilai yang luar biasa. Sedangkan Indonesia menjadi produsen utama dari sarang burung walet untuk dunia. Bahkan, kalau tidak salah, hampir 80 persen dari kapasitas dunia disuplai dari Indonesia,” ujarnya usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (4/5/2021). 

Lutfi membeberkan pada tahun 2020, Indonesia telah mengekspor 1.316 ton sarang burung walet dengan nilai total US$ 540 juta. 

Meski demikian, kata dia, masih terdapat disparitas harga yang sangat besar dari penjualan di pasar dunia tersebut. 

Baca Juga: Mengenal porang, tanaman liar yang bikin banyak petani jadi miliarder

“Hal itu terjadi karena memang negara-negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda. Misalnya Hong Kong yang kita menjual lebih dari hampir 85 persen dari ekspor kita harga per kilonya itu hanya US$ 88, sedangkan di RRT harga satu kilonya lebih dari US$ 1.500,” ucapnya. 

Oleh sebab itu, lanjut dia, Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Pertanian akan melakukan persamaan aturan dengan satu tujuan yang hendak dicapai, yakni menggalakkan ekspor untuk komoditas tersebut dan berupaya memperoleh hasil terbaik bagi petani dan industri di dalam negeri. 

Baca Juga: Tanam porang, petani di desa ini bisa raup untung hingga ratusan juta sekali panen



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×