Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi virus corona, emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) melihat ada penurunan penjualan obat di e-katalog Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Walau begitu, Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menjelaskan, pasokan obat di e-katalog untuk BPJS hingga saat ini tetap jalan.
"Namun sejauh ini aktivitas masyarakat di rumah sakit terbatas karena pandemi virus corona sehingga penjualan obat lewat E-Katalog mengalami penurunan sejak Maret hingga saat ini," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).
Baca Juga: Indofarma (INAF) lakukan penyesuaian target kinerja tahun 2020 karena wabah corona
Lebih lanjut dia bilang, ketika pandemi ini masuk di Indonesia, penjualan obat reguler INAF memang cenderung turun. Tidak hanya di e-katalog BPJS saja tetapi juga di Apotek, RS Swasta, RS Pemerintah, dan channel penjualan lainnya.
Di sisi lain, Indofarma memenangkan tender obat untuk memasok Obat antiretroviral untuk HIV yakni Tenovofir, Lamivudine Efavirenz (TLE) dan Tenofovir (TE).
Lebih rinci, Indofarma akan memasok obat TE yaituTenofovir 300 mg dan Emtricitabine 200 mg. Kemudian obat TLE yakni Tenofovir 300 mg, Lamivudin 300 mg, dan Efivirenz 600 mg.
"Adapun untuk realisasi TLE dan TE belum ada karena belum naik tayang di e-katalog," jelas Herry.
Baca Juga: Ini penjelasan Indofarma soal beban pokok penjualan yang membengkak di kuartal I 2020
Namun, setelah pemerintah mengumumkan naiknya iuran BPJS, Herry mengungkapkan belum ada tender yang Indofarma dapatkan lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News