Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto menyatakan akan memasukkan skema pengembalian investasi atawa sunk coat dalam lelang Blok Migas Selat Panjang.
"Iya, ada. Kontraktor baru harus menunaikan kewajiban kontraktor lama," kata Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (14/8). Meski demikian, ia tak merinci bagaimana implementasi sunk cost kelak.
Secara umum, kontraktor baru Blok Selat Panjang kelak harus memenuhi beberapa syarat dari ESDM. Misalnya memberikan signature bonus senilai US$ 5 juta kepada pemerintah, komitmen pasti 5 tahun dengan estimasi US$ 70 juta guna studi G&G, 6 sumur, seismik 2D 200 km, seismik 3D 200 km2.
Dalam catatan ESDM, Selat Panjang terakhir kali berproduksi pada Februari 2018 lalu sebanyak 1 barel per hari. Djoko bilanh jika 82 sumur kembali dibor produksi Selat Panjang dapat mencapai puncak mencapai 4 ribu barel minyak per hari.
Dengan produksi gas mencapai 20 MMSCFD. “Bisa mencapai produksi di atas 4.000 barel per hari, kalau dibuka lagi, dibor lagi (sumurnya),” sambung Djoko.
Selat Panjang yang punya areal seluas 1,316 km2 punya cadangan minyak terbukti (P1) sekitar 4,3 juta barel, cadangan potensial (P2) 2,61 juta barel dan cadangan mungkin (P3) sekitar 4,6 juta barel. Sedangkan untuk cadangan gas terbukti (P1) sekitar 47,8 BSCF, cadangan potensial (P2) sebesar 62 BSCF dan cadangan mungkin (P3) sekitar 68,7 BSCF.
Asal tahu, hari ini, Selasa (14/8) ESDM telah resmi melelang membuka lelang blok migas tahap II 2018. Di mana Selat Panjang jadi salah satu lokasi yang dilelang. Sementara lima lainnya adalah: Banyumas; Andika Bumi Kita; Southeast Mahakam; Makassar Strait; dan South Jambi B.
Direktur Pembinaan Hulu Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Ediar Usman bilang, Selat Panjang dilelang lantaran telah dilakukan terminasi kepada kontraktornya, yaitu Petroselat Ltd yang jatuh pailit.
"Blok Selat Panjang termasuk 3 blok terminasi yang dilelang pada tahap II 2018 ini," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (13/8).
Mengingatkan, Petroselat jatuh pailit sejak Juli 2017 lalu, dan telah dinyatakan insolvensi pada November 2017. Sementara dalam proses kepailitan ini, Petroselat punya beban senilai Rp 117,65 miliar kepada 47 kreditur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News