Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan adanya kemungkinan migrasi pelanggan dari Pertamax ke Pertalite karena adanya selisih harga yang semakin jauh.
Asal tahu saja, harga BBM Pertamax mulai 1 Oktober sebesar Rp 14.000 per liter atau naik dibandingkan periode September sebesar Rp 13.300 per liter.Sedangkan harga Pertalite masih anteng bertengger di Rp 10.000 per liter.
Sehingga ada selisih Rp 4.000 per liter antara Pertamax dan Pertalite.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan, selisih harga BBM saat ini memungkinan migrasi pelanggan dari Pertamax ke Pertalite.
"Tetapi jumlahnya kan saya kira tidak banyak, tetapi kemungkinan sih pasti ada," jelasnya di Gedung Kementerian ESDM, Senin (2/10).
Baca Juga: Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi Per 1 Oktober, Simak Daftarnya
Tutuka menyatakan, kenaikan harga Pertamax sebagai BBM non-subsidi karena tersengat melambungnya harga minyak mentah dunia saat ini.
Meski begitu, Tutuka melihat, harga minyak mentah sudah kembali turun dan tidak akan terus naik.
Dia memastikan, kenaikan harga minyak mentah tidak akan berpengaruh pada harga BBM jenis khusus penugasan (JBKP) yakni Pertalite.
Sejatinya, untuk menahan migrasi pelanggan Pertamax ke Pertalite, Tutuka bilang pentingnya penyaluran tepat sasaran.
"Itu yang pernah kita sampaikan dulu bahwa BBM JBKP itu harus tepat sasaran di mana revisi peraturan (Perpres 191 Tahun 2014) dulu," terangnya.
Tanpa memerinci proses terkini, Dia mengungkapkan, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan kementerian terkait untuk merevisi kebijakan tersebut.
"Komunikasi (dengan kementerian terkait) sedang berjalan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News