kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Semburan minyak dan gas di laut berada di anjungan baru Blok ONWJ, ini kronologisnya


Jumat, 26 Juli 2019 / 08:30 WIB
Semburan minyak dan gas di laut berada di anjungan baru Blok ONWJ, ini kronologisnya


Reporter: Azis Husaini, Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sudah dua pekan, (sejak 12/7/2019) kebocoran gas dan tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok migas Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) belum juga mampu teratasi.

Tumpahan minyak sudah sampai ke pantai Tirtasari, Sedari, Tanjungsari, Cemara Jaya dan Karangsari. Kemungkinan minyak yang menyembur dari perut bumi mencapai 3.000 barel minyak per hari (BPH) dan gas 23 juta kaki kubik gas per hari. Sumur ini diharapkan bisa produksi penuh September 2019, namun apa daya musibah semburan gas dari perut bumi sulit dibendung.

Baca Juga: Sudah 2 pekan kebocoran gas dan tumpahan minyak Pertamina di blok ONWJ belum teratasi

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H Samsu menceritakan kronologis masalah ini bisa sampai terjadi. Dharmawan mengatakan, bahwa kejadian ini terjadi pada 12 Juli 2019 pada pukul 01.30 WIB pada saat melakukan re-entry di sumur YYA-1 pada kegiatan re-perforasi.

Lalu, muncul gelembung gas di Anjungan YYA dari rig Ensco-67 yang terletak di wilayah operasional offshore ONWJ. Adapun, Sumur YYA-1 adalah merupakan sumur eks eksplorasi YYA-4 yang dibor pada tahun 2011. Sumur inilah yang mengalami kebocoran.

Kemudian, 14 Juli 2019 pukul 22.40 WIB, dilakukan evakuasi terhadap seluruh pekerja yang berkeja di anjungan dan disekitar area tersebut. Lalu, 15 Juli, Pertamina menyurati PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan surat ke SKK Migas dan Kementerian ESDM. Sehari setelahnya, mulai terlihat lapisan minyak  di permukaan laut sekitar, di samping gelembung gas pun masih terus terjadi.

Lalu, 17 Juli tumpahan minyak mulai terlihat di sekitar anjungan. Sehari setelahnya, tumpahan minyak mencapai pantai ke arah Barat. Posisi jarak anjungan degan garis pantai Karawang sekitar 2 kilometer (km).

Anjungan Anyar

Sebelumnya diberitakan Kontan.co.id 25 Maret 2019, PHE ONWJ sebagai kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, melakukan percepatan pengembangan Lapangan YY.

Setelah selesai tahap pabrikasi Anjungan YYA yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, akhirnya Senin, 25 Maret 2019 Anjungan YYA diberangkatkan “Sail Away” menuju lepas Pantai Utara Jawa Barat.

Direktur Utama PHE, Meidawati menegaskan PHE ONWJ adalah KKKS pertama di Indonesia menerapkan skema gross split. "Proses pabrikasi Anjungan YYA yang tepat waktu membuktikan kami menerapkan gross split dengan tepat, sehingga segala sesuatunya lebih efisien. Hal ini juga membuktikan PHE ONWJ tetap semangat terus meningkatkan produksi migas nasional. “pungkas Meidawati, Senin (25/3).

Sejak dimulainya tahap pabrikasi di bulan Agustus 2018, milestone pengembangan Lapangan YY diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return) dan tentunya tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan dan lindung lingkungan dalam pelaksanaanya.

Direktur Pengembangan PHE, Afif Saifudin menambahkan Aging Facilities adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus.

"Yang kami lakukan dengan Pengembangan lapangan YY adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi. Anjungan YYA yang direncanakan terdiri dari tiga sumur dan slot dua sumur tambahan untuk antisipasi drilling pada masa mendatang,"katanya.

Perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 7-9 hari, sehingga diperkirakan di awal April, pemasangan Anjungan YYA yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan. "Kami berharap pengembangan lapangan YY sesuai dengan timeline ”ujar General Manager PHE ONWJ Siswantoro M. Prasodjo.

Baca Juga: Ada gelembung gas Blok ONWJ, pemerintah fokuskan pengamanan sekitar lokasi

Secara paralel dalam waktu yang bersamaan yaitu sejak bulan Januari hingga Februari 2019, telah terlebih dahulu dilakukan pemasangan pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 km dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB.

Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas ke Anjungan KLB yang selanjutnya minyak akan dialirkan ke central plant utk pemprosesan dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna, sedangkan gas akan disalurkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.

Proyek dengan alokasi biaya US$ 85,4 juta dengan potensi cadangan minyak dan gas yang cukup besar mencapai 4 MMBO dan gas 21,2 BSCF direncanakan berproduksi pada akhir September 2019. Diharapkan nantinya Lapangan YY akan menyumbang tambahan produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi mencapai 25,5 MMSCFD.

Produksi dari Lapangan YY akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.

Sebelumnya di tahun 2018 telah berhasil melaksanakan pemasangan anjungan SPA sebagai pengembangan Lapangan SP dan PHE ONWJ menerima beberapa penghagaan antara lain dari SKK Migas, yaitu Exceptional Endevour in Implementing PSC Gross Split and Initiatives in Financial Compliance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×