Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk ingin terus memperluas jangkauan pasarnya. Tahun ini, emiten berkode saham “SMBR” tersebut ingin menggarap pasar Kalimantan.
Upaya penetrasi sudah mulai dilakukan pada bulan ini. Pada 10 Juni 2020 lalu, SMBR telah melakukan pengiriman perdana atas sebanyak 750 ton produk semen ke Pontianak.
Pengiriman dilakukan dari Pelabuhan Boom Baru, Palembang dengan bekerja sama dengan PT Pelabuhan Tanjung Priok selaku perusahaan bongkar muat yang ditunjuk SMBR untuk jasa handling.
Baca Juga: Volume penjualan Semen Indonesia (SMGR) turun 36,68% pada Mei 2020
Pengiriman perdana ini akan disusul oleh pengiriman kedua yang rencananya juga bakal dilakukan pada bulan ini. Kalau ditotal, akan ada dua pengiriman dengan total muatan sebesar 2.750 ton ke Pontianak bulan ini.
Apabila berjalan lancar, pengiriman perdana ke Pontianak akan diikuti dengan kerja sama jangka dengan distributor setempat. SMBR sendiri telah menyiapkan kontrak jangka panjang guna mendukung rencana tersebut. Dengan adanya upaya-upaya ini, SMBR optimis mampu merebut 5% pangsa pasar semen di Pontianak hingga tutup tahun nanti.
Vice President Corporate Secretary SMBR, Basthony Santri mengatakan, pasar Kalimantan, khususnya Pontianak merupakan pasar potensial yang menarik untuk dikembangkan.
Baca Juga: Analis prediksi pertumbuhan konsumsi semen turun 5%, begini rekomendasinya
Potensi pasar berasal dari adanya beberapa proyek strategis baik yang akan dikembangkan baik oleh pemerintah maupun swasta seperti pembangunan dermaga dan terminal berstandar internasional.
“Selain itu, letaknya juga secara geografis mudah dijangkau oleh SMBR yang beroperasi di Sumatera Selatan,” kata Basthony kepada Kontan.co.id pada Sabtu (13/6).
Sedikit informasi SMBR memang memiliki beberapa pabrik yang tersebar di Sumatera Selatan. Berdasarkan materi paparan publik yang digelar pada 21 Agustus 219 lalu, SMBR diketahui memiliki total kapasitas produksi terpasang sebesar 3,85 juta ton per tahun.
Rinciannya, kapasitas sebesar 3,15 juta ton per tahun di antaranya berasal dari pabrik SMBR yang berlokasi di Baturaja. Sementara kapasitas sebesar sebanyak 700.000 ton per tahun sisanya berasal dari pabrik di Lampung dan Palembang yang masing-masing memiliki kapasitas produksi sebesar 350.000 ton per tahun.
Selain menyasar Kalimantan, SMBR juga berencana untuk merambah pasar baru lainnya di luar Sumatera. Sayangnnya, SMBR belum merinci wilayah-wilayah mana saja yang ingin dijadikan sebagai target pasar baru berikutnya.
Baca Juga: Indeks BUMN20 melejit 8,43% selama Juni 2020, saham apa saja yang jadi pendorongnya?
Menurut Basthony, langkah ekspansi pasar sejatinya merupakan salah satu strategi SMBR untuk menjaga kinerja penjualan sertra meningkatkan utilisasi pabrik eksisting yang sempat menurun akibat terdampak efek gulir pagebluk corona (covid-19).
“SMBR mencoba menggunakan strategi ekspansi pasar agar volume semen yang tidak terserap pasar basis dapat dialihkan ke pasar yang baru dibentuk,” terang Basthony.
Mengintip laporan keuangan tahun 2019, pasar basis tercatat menyumbang Rp 1,79 triliun atau setara dengan 91,03% dari total penjualan semen SMBR di tahun 2019. Secera terperinci, angka tersebut terdiri atas penjualan semen di Sumatera Selatan sebesar Rp 1,37 triliun dan Lampung sebesar Rp 419,91 miliar.
Baca Juga: Terdampak corona, SMCB menutup sejumlah fasilitas produksi (ADA HAK JAWAB)*
Sementara itu, pasar non basis yang terdiri dari Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung tercatat menyumbang penjualan semen senilai Rp 176,95 miliar di tahun 2019. Adapun total penjualan semen tahun 2019 mencapai Rp 1,97 triliun atau naik tipis 0,76% dibanding penjualan semen tahun 2018 yang mencapai Rp 1,95 triliun.
Selain meraup pendapatan dari penjualan semen, SMBR juga memperoleh pendapatan dari penjualan terak, white clay dan jasa angkutan lainnya yang masing-masing tercatat sebesar Rp 14,44 miliar, Rp 3,17 miliar, dan Rp 7,05 miliar di tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News