kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat merugi, Pertamina yakin bisa cetak laba bersih US$ 800 juta di 2020


Senin, 07 Desember 2020 / 11:33 WIB
Sempat merugi, Pertamina yakin bisa cetak laba bersih US$ 800 juta di 2020
ILUSTRASI. Pekerja memasang anak tangga untuk melakukan perawatan?gedung kantor pusat Pertamina?di?Jakarta, Selasa (21/3). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengklaim kinerjanya terus meningkat, sehingga optimistis di tahun 2020 akan mencetak laba bersih sekitar US$ 800 juta dan EBITDA lebih dari US$ 7 miliar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan bahwa meskipun perusahaan terdampak triple shock karena pandemi Covid-19, namun seluruh lini bisnis terus bergerak menuntaskan target tahun 2020 sesuai KPI yang ditetapkan pemegang saham. 

Sebelumnya pada semester 1/2020 lalu, Pertamina sempat mencatatkan kerugian bersih. Namun memasuki paruh kedua 2020, Nicke menyebut Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN. Yaitu melakukan transformasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten. Sehingga di penghujung tahun 2020 bisa mencetak laba bersih.

Baca Juga: Kejar target bauran EBT 23%, Pertamina kebut proyek-proyek energi baru terbarukan

Nicke menuturkan, Pertamina juga melakukan pengelolaan hutang dalam upaya untuk mempertahankan rasio keuangan yang sehat, hasilnya menunjukkan prognosa rasio hutang akhir tahun 2020 tetap terjaga baik dengan tren yang masih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan migas nasional maupun internasional lainnya.

Dengan posisi keuangan ini, tiga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's, S&P dan Fitch kembali menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB dan BBB. 

"Penilaian International Rating dengan tingkat investment grade menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap tinggi, dan mengindikasikan tingkat ketangguhan (resilience) Pertamina yang cukup baik dalam mengatasi kondisi dampak pandemi di tahun 2020,” ujar Nicke lewat keterangan tertulis, Senin (7/12). 

Dia bilang, di tengah tantangan tersebut Pertamina tetap mengoperasikan seluruh aktivitas produksinya dari hulu ke hilir, serta menggerakkan seluruh mitra bisnis pada ekosistem bisnis proses Pertamina dan sektor energi Indonesia. Manajemen Pertamina pun berupaya untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), meskipun perusahaan migas global lainnya maupun industri lain melakukan PHK besar-besaran.

Baca Juga: Menguat lima pekan beturut-turut, harga minyak mentah koreksi tipis

"Pertamina konsisten berkomitmen untuk tetap menjadi penggerak perekonomian nasional di masa sulit akibat pandemi Covid-19, terutama untuk memastikan lapangan pekerjaan dan menjaga keberlangsungan hidup 1,2 Juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung," sambung Nicke.

Sebagai BUMN, Pertamina juga tetap menjalankan penugasan Pemerintah melalui berbagai program seperti BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Kilang, pembangunan Jaringan Transmisi & Distribusi Gas Bumi, serta Infrastruktur Hilir lainnya.

"Di tengah pandemi Covid-19, pencapaian laba bersih dan arus kas perusahaan yang positif di penghujung tahun 2020 ini merupakan kado  bagi Pertamina menjelang HUT nya yang ke 63,"pungkas Nicke.

Sebagai informasi, hingga 30 Juni 2020 Pertamina membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 767,91 juta. Padahal, pada paruh pertama tahun 2019 lalu, Pertamina masih meraih laba bersih sebesar US$ 659,95 juta.

Baca Juga: Kementerian ESDM minta lembaga jasa keuangan sokong pembiayaan proyek EBT

Kerugian tersebut tak lepas dari anjloknya penjualan dan pendapatan usaha Pertamina sepanjang semester I-2020 lalu. Penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak tercatat hanya US$ 16,56 miliar atau merosot 20,91% dibandingkan semester I-2019.

Secara keseluruhan, total penjualan dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 20,48 miliar di akhir Juni 2020. Lebih rendah 19,81% dibandingkan capaian pada periode sama tahun lalu senilai US$ 25,54 miliar.

Di saat yang bersamaan, Pertamina juga menderita rugi selisih kurs sebesar US$ 211,83 juta. Padahal pada semester I tahu lalu, selisih kurs Pertamina masih positif US$ 64,59 juta.

Selanjutnya: Pengganti SKK Migas, BUMN dan Lembaga khusus yang bisa kelola migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×