kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra Food Indonesia proyeksikan segmen olahan ikan menyumbang 30% dari total bisnis


Senin, 13 April 2020 / 17:09 WIB
Sentra Food Indonesia proyeksikan segmen olahan ikan menyumbang 30% dari total bisnis
ILUSTRASI. Nelayan mengangkut ikan tuna Yellow Fin. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sentra Food Indonesia Tbk (FOOD) berencana mulai masuk bisnis produk ikan olahan pada kuartal-II tahun ini. Harapannya seiring berjalannya waktu, porsi penjualan produk olahan ikan akan terus meningkat.

Agustus Sani Nugroho, Direktur Utama FOOD mengatakan dalam kondisi normal, mengabaikan pandemi covid-19, penjualan olahan ikan di targetkan mencapai 30 ton - 40 ton dalam setahun. "Kami akan coba agar dapat berkontribusi sekitar 30% dari total keseluruhan bisnis," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (12/4).

Baca Juga: Kinerja pengolahan daging dan ikan berpeluang susut di tengah pandemi virus corona

Namun demikian, target tersebut bukan tanpa hambatan, mengingat pasar olahan daging tertekan dengan pandemi ini yang menyebabkan demand di pasar berkurang. Harga bahan baku pun, kata Agustus mengalami kenaikan, dan bahkan menjadi langka contoh seperti bawang putih dan bawang bombay.

Secara keseluruhan untuk proyeksi bisnis di tahun ini, manajemen belum dapat memproyeksikannya lebih jauh. "Jadi kami tidak akan memasang target dalam kondisi berat seperti sekarang, masuk saja ke pasar dulu setelah kondisi dinyatakan siap," terang Agustus.

Untuk bulan lalu saja, pasar olahan sudah turun sekitar 30%. Bulan ini menurut Agustus sepertinya akan lebih buruk lagi, dimana penjualan di ritel, restoran dan hotel tertekan.

Meski ada momentum lebaran di kuartal-II nanti, FOOD memperkirakan pasar masih turun seiring terbatasnya aktivitas lantaran penerapan social distancing. Di tengah pandemi ini, perseroan masih mengupayakan optimalisasi kapasitas produksi pabrik yang tercatat mencapai 150 ton hingga 200 ton per tahunnya.

Baca Juga: Kementan pastikan distribusi pangan lancar di tengah pandemi virus corona

Untuk capaian di tahun kemarin perseroan belum dapat memberikan detil, namun mengulik laporan keuangan sampai September 2019, penjualan bersih FOOD mencapai Rp 91,6 miliar atau turun 0,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 91,95 miliar.

Sementara itu beban pokok penjualan FOOD sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini naik 1% year on year (yoy) menjadi Rp 59,6 miliar. Naiknya beban dan stagnan-nya revenue menyebabkan laba kotor perseroan di kuartal ketiga tahun ini tercatat turun 4,3% yoy menjadi Rp 31,55 miliar.

Adapun perseroan diuntungkan dengan pendapatan dari laba selisih kurs di triwulan ketiga yang meningkat 14,4% yoy menjadi Rp 2,22 miliar, sehingga laba bersih perseroan terkerek naik menjadi Rp 830 juta setelah sebelumnya pada kuartal ketiga tahun lalu mengalami kerugian hingga Rp 85 juta.

Segmen penjualan daging olahan menyumbang 59% dari total revenue FOOD pada kuartal-III 2019 atau sekitar Rp 53,67 miliar, namun capaian ini menurun 6,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 57,3 miliar. Sementara segmen penjualan daging mentah tercatat tumbuh 8,2% dari Rp 34,65 miliar di kuartal-III 2018 menjadi Rp 37,49 miliar di kuartal-III 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×