Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Setelah Blok Mahakam, PT Pertamina (Persero) sudah menyatakan minat untuk mengelola Blok Sanga-Sanga. Permintaan minat untuk mengelola blok tersebut rupanya sudah diajukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja. Seperti diketahui, Blok Sanga-Sanga yang saat ini masih dikelola oleh VICO, kontraknya akan berakhir pada tahun 2018.
"Pertamina yang mengirimkan surat ketertarikannya. Sementara operator lama VICO belum mengajukan surat keinginan memperpanjang," kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/5).
Dia bilang, pihak VICO sendiri sampai saat ini belum menyampaikan keinginan secara resmi memperpanjang kontrak tersebut. Namun, secara informal sudah.
Jika nantinya VICO juga mengajukan keinginan untuk memperpanjang, Wirat belum mau mengatakan apakah nantinya Pemerintah akan mengutamakan Pertamina. Menurut dia keputusan tersebut sudah ada di Peraturan Menteri ESDM Nomor 15/2015.
"Ada permennya kan. Paling tidak kan ada arahnya kemana," ujar dia.
Kepala Unit Pengendalian Kinerja Kementerian ESDM, Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, meski dalam Permen tersebut tidak disebutkan secara jelas, Pemerintah akan tetap memprioritaskan Pertamina untuk kontrak yang akan berakhir. Semangat pemberian kontrak tersebut kata dia untuk memberdayakan perusahaan nasional.
Dia juga mengatakan ada beberapa kriteria yang akan diberikan Pertamina yakni memiliki cadangan yang besar, strategis dan punya asing. Namun jika dimiliki perusahaan nasional tidak perlu diambil Pertamina.
"Spiritnya gini, ada beberapa kriteria. Misalnya ada wilayah kerja migas yang sudah dimiliki sama nasional, masa sih mau diminta Pertamina. Tapi kalau ada wilayah kerja yang sudah cukup lama apalagi perusahaan asing ya pantes-pantesnya pertamina, kecuali kalau Pertamina enggak mau," ujarnya, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/5).
Namun Widhyawan menilai untuk Blok Sanga-Sanga memiliki kompleksitas tersendiri. Di Blok tersebut kata dia terdapat gas, metana dan batubara.
"Apa ambil Sanga-Sanga apa sekalian CBM. Itu komplikasinya, karena tidak mungkin satu tempat ada operator berbeda. Ini dicari solusinya," jelasnya.
Seperti diketahui, Blok Sanga-Sanga terletak di provinsi yang sama dengan Blok Mahakam, yakni Kalimantan Timur. Cadangan minyaknya masih ada 13.232 Thousand Stock Tank Barrel (TSTB) dan cadangan gasnya 448,96 miliar kaki kubik. Sementara produksinya masih sebesar 16.733 barel setara minyak per hari (BOEPD).
Kontrak Blok Sanga-Sanga akan berakhir 2018, yang saat ini masih dipegang oleh Vico sebagai operator. Adapun pemegang saham blok ini terdiri dari BP East Kalimantan sebesar 26,25%. Lasmo Sanga Sanga 26,25%, Virginia Indonesia Co LLC 7,5%, OPICOIL Houston Inc 20%, Universe Gas & Oil Company 4,37% Virginia International Co LLC 15,63%
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, diantara beberapa blok migas yang akan habis masa kontraknya, Pertamina tertarik untuk mengambil alih."Di antara semua, rasanya mayoritas kami tertarik. Kemudian ada satu yang tertarik, Sanga-Sanga," katanya.
Menurut dia, ada beberapa aspek yang akan menjadi pertimbangan Pertamina dalam mengambilalih blok yang akan habis masa kontraknya. Aspek pertama dari sisi cadangan migas yang ada, baik yang sudah terbukti maupun yang masih dalam prospek, termasuk operasionalnya.
Aspek kedua mengenai pola operasi migas. Jika dimungkinkan blok tersebut dapat diintegrasikan dengan lapangan milik Pertamina, sehingga lebih efektif dan efisien dalam pengelolaannya. Aspek ketiga adalah aspek keuangan. Blok yang akan diambilalih diharapkan dapat menambah keuntungan serta memperkuat cashflow perusahaan.
Untuk mengambil alih blok tersebut, Dwi mengaku, Pertamina sudah memiliki kesiapan operasional, termasuk dalam hal pendanaan. Dia menyebut Pertamina menguasai dengan baik aspek teknis, geologi dan sosial dalam pengelolaan lapangan migas yang ada di seluruh Indonesia. "Dari segi teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM), Pertamina telah memiliki tenaga ahli untuk hulu migas, yang terdiri dari 17 orang berlatar pendidikan S3 dan 523 orang berpendidikan S2," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News