Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
SAMARINDA. Kontrak Blok Mahakam oleh Total E&P akan habis di 31 Desember 2017. PT Pertamina (Persero) pun mengaku siap mengelola Blok Mahakam.
Pengamat energi Marwan Batubara mengungkapkan bahwa dengan mengambil alih Blok Mahakam, maka Pertamina akan mengalami peningkatan dominasi di industri migas Indonesia.
Marwan memaparkan, Pertamina memproduksi 555 MBOEPD migas di akhir 2014. Angka tersebut berporsi sekitar 20% dari migas nasional.
Kemudian apabila nanti menguasai Blok Mahakam, produksi Pertamina akan melonjak 62,16% menjadi 900 MBOEPD di 2018. Jumlah tersebut setara dengan 40% produksi migas nasional. Marwan memperhitungkan dengan asumsi Blok Mahakam memproduksi 50.000 BOPD minyak dan 1.500 MMCFD gas, dengan 80% PI.
Lebih lanjut, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurtubi menegaskan agar Blok Mahakam dikelola perusahaan nasional. Apalagi blok tersebut merupakan penghasil gas terbesar di Indonesia.
"Kembalikan ke pangkuan ibu pertiwi. Bisa kita manfaatkan secara optimal. Kami di Komisi VII mendukung Blok Mahakam dikelola Pertamina," ujar Kurtubi, dalam acara Pertamina Goes to Campus 2015, di Gelora 27 September, Universitas Mulawarman, Senin, (4/5).
Ia merasa, SKK Migas tak mampu mengoperasikan Blok Mahakam. Malah Kurtubi menyarankan agar SKK Migas dikembalikan menjadi anak usaha Pertamina. Karena jika banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola migas, tata kelolanya bisa menjadi ribet, ruwet, dan saling tumpang tindih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News