kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ambil blok Mahakam, produksi Pertamina naik 62%


Selasa, 05 Mei 2015 / 10:14 WIB
Ambil blok Mahakam, produksi Pertamina naik 62%
ILUSTRASI. orang dengan penyakit kulit tanda putih di nadan sedang meminum kopi


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

SAMARINDA. Kontrak Blok Mahakam oleh Total E&P akan habis di 31 Desember 2017. PT Pertamina (Persero) pun mengaku siap mengelola Blok Mahakam.

Pengamat energi Marwan Batubara mengungkapkan bahwa dengan mengambil alih Blok Mahakam, maka Pertamina akan mengalami peningkatan dominasi di industri migas Indonesia.

Marwan memaparkan, Pertamina memproduksi 555 MBOEPD migas di akhir 2014. Angka tersebut berporsi sekitar 20% dari migas nasional.

Kemudian apabila nanti menguasai Blok Mahakam, produksi Pertamina akan melonjak 62,16% menjadi 900 MBOEPD di 2018. Jumlah tersebut setara dengan 40% produksi migas nasional. Marwan memperhitungkan dengan asumsi Blok Mahakam memproduksi 50.000 BOPD minyak dan 1.500 MMCFD gas, dengan 80% PI.

Lebih lanjut, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurtubi menegaskan agar Blok Mahakam dikelola perusahaan nasional. Apalagi blok tersebut merupakan penghasil gas terbesar di Indonesia.

"Kembalikan ke pangkuan ibu pertiwi. Bisa kita manfaatkan secara optimal. Kami di Komisi VII mendukung Blok Mahakam dikelola Pertamina," ujar Kurtubi, dalam acara Pertamina Goes to Campus 2015, di Gelora 27 September, Universitas Mulawarman, Senin, (4/5).

Ia merasa, SKK Migas tak mampu mengoperasikan Blok Mahakam. Malah Kurtubi menyarankan agar SKK Migas dikembalikan menjadi anak usaha Pertamina. Karena jika banyak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola migas, tata kelolanya bisa menjadi ribet, ruwet, dan saling tumpang tindih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×