Reporter: Azis Husaini, Filemon Agung | Editor: Azis Husaini
Berikut wawancara Azis Husaini dan Filemon Agung Wartawan Kontan.co.id pada Kamis (4/8) lalu dengan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto:
KONTAN: Bagaimana pendekatan ke investor saat ini, sebelumnya terkesan kaku?
DWI SOETJIPTO: SKK Migas ini bukan penguasa, kami pelayan. Sesungguhnya kita mesti melihat dari aspek bisnis, orang bisnis kan berpikir rasional. Kalau kita mencoba berdiskusi, pasti akan bertemu. Saya kan memang backgorund-nya bisnis jadi sama sudut pandangnya.
KONTAN: Anda sudah keliling ke investor, apa yang mereka inginkan?
DWI SOTJIPTO: Hampir semua investor yang saya temui di luar negeri ingin kondisi politik stabil, keamanan terjamin, regulasi tidak gampang berubah, kecepatan mengurus perizinan bisa dipangkas. Semua ini kan arahan bapak Presiden Joko Widodo. Semua yang investor inginkan saya paham. Jadi yang belum bisa menyesuaikan dengan keinginan Presiden dan investor segera mempersiapkan diri.
KONTAN: Apakah Anda bisa mendatangkan investasi besar lagi seperti Inpex di Masela?
DWI SOETJIPTO: Ini tantangan. Memang Masela adalah investasi terbesar sepanjang sejarah migas, hampir US$ 20 miliar (tepatnya US$ 19,8 miliar). Ada sih, Freeport Indonesia di underground mine tetapi itu kan sudah bertahap berjalan. Ini besar dan di wilayah timur.
KONTAN: Dari hasil roadshow ke beberapa investor apa yang didapat?
DWI SOETJIPTO: Kami kunjungan ke investor, O&G Research and Business Intelligence Company, O&G Service Company, Special Event di 5 negara. Untuk yang melihat data room ada 11 perusahaan, regional studies ada 4 perusahaan (data room) dan 15 perusahaan (non data room), joint studi area ada satu perusahaan, dan biiding round ada dua perusahaan.
KONTAN: Yang sedang joint study area siapa? dimana?
DWI SOETJIPTO: Ada POSCO, di sini mereka dengan Krakatau Steel membangun pabrik baja, sementara di dunia mereka punya pabrik petrokimia. Mereka memang besar di petrokimia. Di Indonesia mereka ekspansi ingin membuat perusahaan hulu migas. Mereka lihat ada peluang bisnis dan memang setelah mereka melihat data room migas di Indonesia, mereka tertarik. Jadi mereka nanti menggarap area yang masih "perawan" belum disentuh.
KONTAN: Aneh juga mereka yang bukan perusahaan hulu migas malah mau bisnis ini?
DWI SOETJIPTO: Memang, jadi mungkin mereka butuh akan kepastian hulu. Malah investasi hulu di Indonesia. Saya pernah meminta Pertamina untuk menguatkan bidang petrokimia, kan sudah ada hulu dan hilir, nah industri yang ditengahnya harus ada.