Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Edy Can
JAKARTA. Rencana PT Shell Indonesia membangun 70 unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus sepeda motor bernama Shell Motor Express di Jawa Timur akhirnya kandas. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tidak meloloskan Shell sebagai distributor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan.
Regulator di bidang hilir migas tersebut, selain PT Pertamina, hanya menetapkan dua perusahaan swasta sebagai distributor BBM bersubsidi atau public service obligation (PSO). Yakni PT AKR Corporindo Tbk dan PT Surya Parna Niaga.
"Kami sudah menetapkan pemenang tender BBM bersubsidi tahun 2013, Shell tidak memenangkan tender tersebut," kata Djoko Siswanto, Direktur BBM BPH Migas kepada KONTAN, Jumat (9/11).
Djoko bilang, ada dua alasan yang membuat perusahaan asal Belanda itu gagal memenuhi syarat kualifikasi sebagai pemenang tender. Pertama, nilai alpha yang diajukan Shell terlampau tinggi dari batasan maksimun yang dikehendaki pemerintah.
Djoko bilang, penawaran nilai alpha yang diusulkan Shell lebih tinggi 34,85%, yakni mencapai Rp 890 per liter. "Sedangkan pemerintah meminta nilai alpha maksimal sebesar Rp 660 per liter," kata Djoko.
Kedua, perusahaan yang bermarkas di Negeri Kincir Angin itu hanya berminat membangun infrastruktur di wilayah Jawa, dan tidak bersedia mengembangkannya di luar wilayah tersebut. Menurut Djoko, karena dua alasan tersebut pihaknya mencoret Shell untuk menjadi distributor BBM bersubsidi.
Seperti diketahui, para peserta tender tersebut memperebutkan 1,1 juta kiloliter (kl) atau 2,4% dari total BBM bersubsidi 2013 yang sebesar 46,01 juta kiloliter (kl). Namun menurut Djoko, BPH Migas belum menentukan besaran kuota BBM bersubsidi yang akan disalurkan oleh dua perusahaan swasta pemenang tender tersebut.
Tunggu kepastian
Sri Wahyu Endah, External Communications and Social Performance Manager Shell Indonesia mengatakan, pihaknya masih menunggu pemberitahuan resmi dari BPH Migas tentang penetapan hasil tender tersebut. "Kami belum bisa komentar, karena masih menunggu konfirmasi resmi dari BPH Migas," ujarnya.
Padahal kata Sri, pembangunan Shell Motor Express di Jawa Timur bertujuan untuk menyalurkan BBM bersubsidi. "Kepastian pembangunan Shell Motor Express masih sangat bergantung dengan keputusan hasil tender dari BPH Migas," kata dia.
Rencananya, masing-masing SPBU Shell Motor Express akan menyalurkan volume BBM bersubsidi sebanyak 4 kiloliter (kl) per hari. Dengan jumlah tersebut, maka total volume BBM bersubsidi yang hendak disalurkan melalui 70 unit SPBU di Jawa Timur mencapai 102.200 kl per tahun. "SPBU ini juga bisa membuka peluang usaha kecil menengah bagi pengelola SPBU tersebut," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News