kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Shell, Total, dan Pertamina kompak turunkan harga BBM di awal 2020


Minggu, 05 Januari 2020 / 18:11 WIB
Shell, Total, dan Pertamina kompak turunkan harga BBM di awal 2020
ILUSTRASI. Suasana pengisian BBM di SPBU Shell di Jakarta.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2020 disambut dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Setidaknya itu yang terjadi pada sejumlah produk BBM milik tiga perusahaan besar, yaitu Shell, Total dan Pertamina. Selain mengikuti beleid dari pemerintah, penurunan tersebut membuat kompetisi bisnis hilir minyak kian sengit.

PT Shell Indonesia menjadi yang pertama menurunkan harga. Manager Hubungan Masyarakat Shell, Rhea Sianipar mengungkapkan penurunan harga BBM Shell dilakukan sejak 1 Januari 2020.

Baca Juga: Duh, Kuota BBM Subsidi 2020 Berpotensi Jebol Lagi

Rhea bilang, ada sejumlah faktor yang membuat Shell menurunkan harga produk BBM miliknya. Yakni mempertimbangkan harga minyak dunia, kondisi lokal, dan juga faktor logistik.

"Ada banyak faktor yang dilihat dalam membuat kebijakan internal untuk penetapan harga, dan ini akan direview secara berkala" kata Rhea saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/1).

Rhea memaparkan, penurunan harga produk BBM Shell per liter adalah sebagai berikut:
1. Shell Regular (RON 90) turun dari Rp 10.000 menjadi Rp 9.200 di Jabodetabek dan Bandung
2. Shell Super (RON 92) turun dari Rp 10.250 (di luar Sumatra) menjadi Rp 9.300 dan Rp 9.700 untuk Sumatra Utara
3. Shell V-Power (RON 95) turun dari Rp 11.700 menjadi Rp Rp 9.950
4. Shell Diesel (CN 51) turun dari Rp 12.100 menjadi Rp 10.200 di Jabodetabek dan Bandung.

Dua hari berselang, PT Total Oil Indonesia  juga menurunkan harga BBM. Marketing Manager PT Total Oil Indonesia Magda Naibaho mengatakan, penurunan harga BBM tersebut berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Total sejak 3 Januari 2020.

Magda bilang, penurunan harga juga telah disesuaikan dengan formulasi harga yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Perubahan harga sesuai dengan arahan dari Ditjen Migas (Kementerian ESDM)," kata Magda.

Di samping mengikuti ketentuan pemerintah, Magda tak menampik bahwa penurunan harga ini juga untuk menjaga bisnis BBM Total agar tetap kompetitif dengan para persaingnya. "Tentu saja keduanya (mengikuti beleid pemerintah dan faktor kompetisi bisnis)," ujarnya.

Penurunan harga BBM Total per liter adalah sebagai berikut:
1. Performance 90: dari Rp 9.900 menjadi Rp 9.150
2. Performance 92: dari Rp 10.200 menjadi Rp 9.250
3. Performance 95: dari Rp 11.550 menjadi Rp 9.900
4. Performance Diesel: dari Rp 12.050 menjadi Rp 10.150

Selanjutnya, dua hari berikutnya giliran Pertamina yang menurunkan harga. Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyebut, penyesuaian harga tersebut berlaku untuk produk BBM Pertamina jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.

Baca Juga: Hore, Shell turunkan harga BBM

Fajriyah bilang, perubahan harga tersebut berlaku di seluruh Indonesia mulai Minggu, 5 Januari 2020. Namun, harga baru itu bisa berbeda-beda di beberapa daerah karena dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah.

Lebih lanjut, Fajriyah mengatakan penyesuaian harga tersebut dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang disalurkan melalui SPBU atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

"Penyesuaian harga BBM Umum merupakan aksi korporasi yang mengacu pada ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah. Kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait," ujar Fajriyah.

Adapun, untuk wilayah Jakarta, penyesuaian harga BBM Pertamina adalah sebagai berikut:
1. Pertamax, dari harga Rp 9.850 menjadi Rp 9.200 per liter.
2. Pertamax Turbo, dari Rp 11.200 menjadi Rp 9.900 per liter.
3. Pertamina Dex, dari Rp 11.700 menjadi Rp 10.200 per liter.
4. Dexlite, dari Rp 10.200 menjadi Rp 9.500 per liter.

Sebagai informasi, dalam Kepmen ESDM Nomor 187 K/10/MEM/2019, disebutkan bahwa penetapan harga jual eceran Jenis Bahan bakar Umum (JBU) bensin dan minyak solar yang disalurkan melalui SPBU dan/atau SPBN di titik serah untuk setiap liter berdasarkan perhitungan harga dasar.

Formula harga dasar tersebut menjadi pedoman badan usaha pemegang Izin Usaha Niaga untuk menetapkan harga jual eceran per liter dalam rentang batas bawah dan batas atas formula harga dasar, ditambah PPN 10% serta PBBKB yang disesuaikan dengan peraturan provinsi setempat.

Pada 26 Desember 2019, Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto telah mengirimkan surat edaran kepada badan usaha agar mematuhi beleid tersebut, yang berlaku mulai 1 Januari 2020. "(Perubahan harga harus dalam rentang batas bawah dan atas) sesuai Kepmen tersebut," kata Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (5/1).

Baca Juga: Pertamina turunkan harga Pertamax Series dan Dex Series mulai Minggu (5/1)

Sementara itu, menurut peneliti Indef, Abra P. G. Talattov, penurunan harga BBM pada awal tahun ini bisa berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Khususnya dalam mendorong inflasi yang lebih rendah dibanding tahun 2019.

Selain itu, kata Abra, penurunan harga BBM juga diharapkan bisa menjaga, atau bahwa memicu penurunan biaya logistik dan transportasi. "Sehingga memacu peningkatan produksi domestik dan kenaikan investasi," kata Abra.

Namun, Abra mengingatkan, harga BBM yang lebih rendah ini bisa saja tak akan bertahan lama. Menurut Abra, perlu diwaspadai potensi kenaikan harga minyak mentah dunia sebagai akibat dari memanasnya eskalasi konflik antara Amerika Serikat dan Iran.

Jika hal itu sampai terjadi dan penyesuaian harga kembali terhadap harga eceran BBM tak dapat dihindarkan, Abra menilai perlunya penyesuaian harga secara gradual. "Untuk mengantisipasi kenaikan harga secara signifikan dan mengurangi efek kejut terhadap masyarakat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×