Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
Petrus melanjutkan, lini bisnis konstruksi juga bakal jadi fokus ke depan. Menurutnya, selama masa pemerintahan Jokowi terjadi banyak pembangunan infrastruktur. "Ini sifatnya multi years, konstruksi jadi kontribusi besar untuk permintaan alat berat," kata Petrus.
Di sisi lain, situasi politik Cina dan Australia dinilai bakal kembali mendorong pertumbuhan industri batubara. Apalagi saat ini permintaan diproyeksi akan terus naik seiring masuk musim dingin di Cina.
Petrus menambahkan, pihaknya juga tak menutup kemungkinan untuk berfokus pada lini bisnis pembangkit listrik pasca rampungnya proyek PLTU Bengkulu berkapasitas 2X100 MW yang telah beroperasi pada 27 Juli 2020.
Baca Juga: Indosat (ISAT) prediksi tiga wilayah ini alami kenaikan layanan data saat liburan
Sementara itu, Direktur INTA Eddy Rodianto mengungkapkan, alokasi capex di 2021 akan diatur dalam jumlah yang minim. "Kita mau hati-hati jadi capex tahun depan kita set di very minimum level," ujar Eddy tanpa mau merinci jumlah capex yang disiapkan.
Yang terang, ia memastikan dampak pandemi covid-19 diperkirakan masih akan terasa hingga Semester I 2021 mendatang. Untuk itu pihaknya berharap penerapan vaksin dapat segera dilaksanakan pemerintah secara meluas.
Demi menjaga kinerja, Eddy memastikan INTA bakal mengoptimalkan operasional eksisting dan alokasi belanja modal untuk mencapai target di 2021 mendatang.
Selanjutnya: Mayora Indah (MYOR) bidik pertumbuhan penjualan double digit pada tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News