Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Masih besarnya ekspor LNG saat ini karena pemerintah ingin menyeimbangkan antara penerimaan negara dan keekonomian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bersangkutan.
“Strategi kita memenuhi gas untuk kebutuhan dalam negeri dan menyeimbangkan dengan ekspor agar keekonomian lapangan gas tetap terjaga. Ini yang menjamin keberlangsungan usaha,” terangnya.
Ke depannya, Tutuka menyatakan kebutuhan gas nasional secara umum akan semakin meningkat salah satunya didorong dari program hilirisasi gas.
Baca Juga: Kementerian ESDM Tak Beri Restu PGN Naikkan Harga Gas untuk Industri
Potensi Bisnis Gurih
Perta Arun Gas melihat badai LNG di 2026 sebagai satu berkah tersendiri. Bara menjelaskan, fenomena ini otomatis membuat perusahaan KKKS dalam negeri dan luar negeri membutuhkan fasilitas penyimpanan (storage) LNG.
“Ini artinya, bisnis hub menjanjikan. Kami merencanakan membangun 10 tangki baru dengan kapaistas 180.000 meter kubik (M3),” ujarnya.
Baca Juga: Menteri ESDM Tidak Merestui Wacana PGN Kerek Harga Gas Pelanggan Non-HGBT
Ekspansi penambahan tangki demi menambah pasar domesik dan internasional ini akan dilakukan di Arun karena memiliki lahan yang diakui Bara masih sangat luas. Aksi bisnis ini menjadi salah satu rencana pengembangan Perta Arun Gas sebagai LNG Hub.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News