kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Siapa Meminati Proyek Pabrik Pupuk Iran?


Kamis, 17 Juni 2010 / 07:52 WIB
Siapa Meminati Proyek Pabrik Pupuk Iran?


Reporter: Fitri Nur Arifenie |

JAKARTA. Mundurnya Pabrik Pupuk Sriwijaya (Pusri) di proyek pabrik pupuk bersama National Petrochemical Company of Iran (NPCI) di Iran tak urung membikin pemerintah harus putar otak.

Kementerian BUMN pun menggelindingkan tiga opsi. Pertama, mengundang BUMN lain di proyek ini; dan undangan itu jatuh pada PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan Pusri. Kedua, membuka peluang bagi swasta.

"Kita masih membuka peluang seluas-luasnya kepada siapapun yang berminat," tandas Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Beberapa waktu lalu, Mustafa menegaskan bahwa Pusri mundur dari proyek ini lantaran mengalami kesulitan keuangan. Apalagi, Pusri juga sedang fokus untuk membangun beberapa pabrik di dalam negeri, misalnya Pabrik Kaltim V maupun pabrik di Donggi Senoro yang membutuhkan dana yang tak mini.

Namun, sumber KONTAN di kantor Kementrian BUMN membisiki, mundurnya Pusri bukan karena persoalan keuangan; melainkan tidak adanya jaminan dari pemerintah Iran bahwa pabrik pupuk tersebut akan terus berjalan meskipun ada kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan. Contohnya, bila kerjasama batal sementara, Pusri harus mengeluarkan dana untuk investasi terlebih dahulu.

Sejatinya Pusri dan NPCI telah meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan pabrik pupuk tersebut sejak bulan April 2007. Mereka juga telah mendirikan perusahaan patungan bernama Hengam Petrochemical Company. Sayangnya, proyek ini macet.

Sekadar mengingatkan, sejak Desember 2007 pembahasan pembangunan pabrik ini sudah mulai bergulir. Rencananya pembangunan pabrik untuk produksi urea dan amonia di Asahluye Iran dengan kapasitas produksi 3.500 ton per hari. Iran menjadi pilihan partner kolaborasi karena sumber gas di Iran cukup memadai dan harganya relatif murah. Namun, hasil dari pabrik pupuk Iran ini hanya akan didistribusikan kepada wilayah negara-negara di sekitar Iran dengan alasan demi harga keekonomian.

Hitung-hitungan di atas kertas, investasi pabrik mencapai US$ 700 juta di antaranya yang berasal dari US$ 100 juta dari Bank Pembangunan Islam dan US$ 150 juta dari Bank Iran. Pembagian saham antara pemerintah Iran dengan Pusri diperkirakan seimbang yakni masing-masing 50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×