kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapkan Capex Rp 250 miliar, Mahkota Group (MGRO) Makin Ekspansif Hilirisasi


Senin, 09 Januari 2023 / 16:50 WIB
Siapkan Capex Rp 250 miliar, Mahkota Group (MGRO) Makin Ekspansif Hilirisasi
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahkota Group Tbk (MGRO) akan semakin ekspansif menggarap hilirisasi sawit di 2023. Pihaknya berencana untuk menambah kapasitas produksi serta line refinery baru. Agenda bisnis ini dilakukan sejalan dengan semakin prospektifnya permintaan produk turunan CPO dari pasar luar negeri. 

Untuk menangkap peluang tersebut, Sekretaris Perusahaan Mahkota Group, Elvi mengemukakan, MGRO dan anak usaha menyiapkan belanja modal  di tahun 2023 berkisar Rp 250 miliar. 

“Capex ini dialokasikan mayoritas pada maintenance dan penambahan alat produksi,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/1). 

Elvi menjelaskan, melalui alokasi belanja modal tersebut, pihaknya sedang menyiapkan peningkatan dan penambahan baru kapasitas produksi untuk program hilirisasi. Fokus utama penjualan untuk produk ini adalah pasar ekspor.

Baca Juga: Pan Brothers (PBRX) Akan Rights Issue Dengan Target Dana Rp 750 Miliar

Melansir hasil paparan publik yang diselenggarakan akhir November 2022 lalu, manajemen MGRO menyebut akan menambah kapasitas produksi refinery dari 1.500 ton menjadi 1.800 ton serta tambahan satu line baru dengan kapasitas sebesar 1.800 ton. Tidak hanya itu, pihaknya juga menambah kapasitas kernel crushing plant (KCP) sebesar 600 ton yang nantinya akan memperkaya produk-produk baru turunan dari kelapa sawit. 

Seirama dengan rencana ekspansinya ini, MGRO membidik total produksi di sepanjang 2023 sebesar 1,45 juta ton (1.458.986 ton) atau ada kenaikan dari target tahun sebelumnya sebesar sebesar 29,4%. Di 2022 total target produksi MGRO atas seluruh produk turunan kelapa sawit sebesar 1,12 juta ton (1.127.022 ton). 

“Peningkatan tersebut diproyeksikan untuk peningkatan penjualan produk hilirisasi yang sedang dikembangkan oleh MGRO baik untuk pasar ekspor maupun domestik,” tandas Elvi. 

Masih megintip hasil paparan publiknya, secara umum manajemen MGRO melihat prospek bisnis kelapa sawit terutama di pasar ekspor masih prospektif di tahun ini. Meskipun dibayangi resesi global, permintaan akan produk turunan CPO diproyeksikan akan tetap tinggi. 

CPO dan produk turunannya yang sangat beragam, menjadikannya produk yang sangat dibutuhkan masyarakat. Terlepas dari kondisi apapun, CPO dan produk turunannya dinilai tetap akan menjadi kebutuhan utama yang dibutuhkan masyarakat di mana pun berada. 

Sampai dengan September 2022, MGRO mencetak pendapatan Rp 5,61 triliun atau naik 17,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 4,76 triliun. 

Kenaikan ini ditopang dari penjualan ke pihak ketiga produk minyak sawit mentah dan turunannya yang senilai Rp 4,69 triliun atau tumbuh 11,77% secara tahunan dari sebelumnya Rp 4,19 triliun.

Kemudian diikuti penjualan inti sawit dan turunannya senilai Rp 506,18 miliar, cangkang Rp 66,08 miliar, abu janjang Rp 4,89 miliar, dan penjualan lain-lain Rp 66,35 miliar. Jika ditotal, penjualan barang ke pihak ketiga senilai Rp 5,33 triliun atau naik 16,84%. 

Baca Juga: Usai IPO, Cakra Buana Resources Energi (CBRE) Berencana Tambah Kepemilikan Kapal

Selain itu, pihaknya juga mencatatkan pendapatan jasa sewa tangki senilai Rp 42,74 miliar. 

MGRO juga mencatatkan penjualan barang ke pihak berelasi berupa minyak sawit mentah dan turunannya senilai Rp 217,67 miliar dan penjualan lain-lain Rp 23,73 miliar. Adapun pihaknya juga membukukan pendapatan jasa manajemen senilai Rp 450 miliar. Jika ditotal, penjualan ke pihak berelasi senilai Rp 241,86 miliar. 

Namun hingga kuartal III 2022, kenaikan pendapatan ini tidak diikuti dengan naiknya laba bersih. Justru MGRO mencatatkan rugi bersih periode berjalan senilai Rp 62,077 miliar dari yang sebelumnya untung Rp 57,22 miliar di akhir kuartal III 2021. 

Kerugian yang ditanggung MGRO ini disebabkan oleh naiknya beban-beban. Beban pokok pendapatan naik 20,63% menjadi Rp 5,03 triliun, kemudian beban operasional naik 11,9% menjadi Rp 531,29 miliar. Lewat kenaikan ini, laba operasi MGRO sudah merosot 56,1% menjadi Rp 54,01 miliar. 

Tidak cuma beban operasional, beban pajak MGRO juga meningkat signifikan di mana beban pajak kini naik 165% menjadi Rp 39,74 miliar dan pajak tangguhan naik 180% menjadi Rp 1,52 miliar. Alhasil jumlah beban pajak penghasilan MGRO terkerek 165,71% menjadi Rp 41,26 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×