Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan yang tinggi membuat bisnis obat herbal semakin diminati oleh perusahaan farmasi. Meski begitu, persaingan bisnis yang ketat nampaknya tidak terlalu membuat PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul merasa khawatir.
Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Leonard mengatakan, konsumen produk obat herbal umumnya memiliki loyalitas yang tinggi terhadap produk ataupun brand yang dikonsumsi. Apalagi produk obat herbal seperti jamu terkadang telah diperkenalkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
“Khasiat dari produk itu sendiri harus teruji, maka dari itu jika seorang konsumer sudah merasakan khasiat dari suatu produk jamu, biasanya mereka akan tetap setia,” jelas Leonard kepada Kontan.co.id, Sabtu (5/9).
Baca Juga: Pecah nilai saham, bagaimana rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)?
Bisnis jamu herbal dan suplemen menjadi segmen usaha tersendiri bagi Sido Muncul. Beberapa contoh produk Sido Muncul yang sudah dikenal luas pada segmen ini antara lain seperti produk Tolak Angin dan Tolak Linu. Leonard mengklaim, Tolak Angin merupakan market leader pada kategori produk herbal untuk masuk angin, sementara Tolak Linu merupakan market leader untuk kategori obat herbal pegal linu di pasaran.
Pendapatan yang didapat dari segmen jamu herbal dan suplemen sejauh ini masih menjadi kontributor utama dalam total penjualan Sido Muncul. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, segmen usaha jamu herbal dan suplemen Sido Muncul mencatatkan penjualan sebesar Rp 923,19 miliar atau setara dengan kurang lebih 63,24% dari total penjualan perusahaan pada periode tersebut.
Sebagian penjualan sisanya didapat dari penjualan pada segmen makanan dan minuman sebesar Rp 469,16 miliar (32,14%), dan penjualan pada segmen farmasi sebesar Rp 67,35 miliar (4,61%).
Baca Juga: Begini strategi Sido Muncul (SIDO) menjaga kinerja di semester II 2020
Bicara soal prospek, Leonard berujar bahwa tren peningkatan gaya hidup sehat di tengah masyarakat memang mengungkit permintaan pasar untuk produk obat herbal pada masa pandemi. Kendati demikian, dia melihat bahwa peningkatan yang terjadi sejauh ini masih terbatas, sebab kondisi daya beli masyarakat masih belum pulih.
Ke depan, Sido Muncul masih akan memfokuskan penjualan produk-produk segmen jamu herbal dan suplemen pada pasar domestik untuk menyiasati kondisi pasar di beberapa negara tujuan ekspor perusahaan yang belum kondusif. Strateginya, Sido Muncul akan terus melakukan pemerataan distribusi dan menjaga ketersediaan produk pada outlet-outlet yang ada di dalam negeri.
Baca Juga: Bakal stock split, simak rekomendasi saham Sido Muncul (SIDO)
Sido Muncul tidak memasang target spesifik untuk segmen usaha jamu herbal dan suplemen. Tapi perusahaan ini membidik pertumbuhan single digit untuk penjualan konsolidasi sampai tutup tahun nanti.
Sepanjang semester pertama tahun ini, SIDO membukukan penjualan sebesar Rp 1,45 triliun, tumbuh 3,51% dari realisasi penjualan pada semester I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,41 triliun.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih perusahaan naik 10,60% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 374,11 miliar di semester I 2019 menjadi Rp 413,79 miliar di semester I 2020.
Selanjutnya: Ini faktor pendorong kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News